Get Money

 

10 Des 2012

Sale Cute Dompet : Jelly

dompet karet/bahan kondom Hp.. sama bahan, beda ukuran, beda harga :D Kotak IDR 45K Oval IDR 30K Oval mini corak IDR 25K -->Oval Mini ada yg polos sama harga :) Call center/SMS/Whatsup 08991688080

Dompet ini praktis dibawa kemana-mana, karena ukurannya yang pas dikantong atau pas di tas. 
IDR 30K untuk yang dibawah ini :)

Uang Receh, Uang Kertas, Uang Dolar, dan Handphonepun bisa masuk kedalam dompet yang satu ini, bagi anda yang tidak ingin repot membawa barang yang banyak ketika berjalan keluar rumah, atau dompet yang terlalu besar untuk disisipkan didalam tas anda, dompet ini sangat cocok untuk anda...
IDR 45K Untuk yang dibawah ini :) ada warna hitamnya juga loh...

Kalo dompet yang satu ini... cocok untuk uang receh, karena lebih mini dan cute.. cekidot --> IDR 25K

oh iia, nih ukuran dompet dari tangan aku, sory, gk ada penggaris dirumah :P



Nah… itu dia beberapa dompet cute yang aku jual.. J
READ MORE - Sale Cute Dompet : Jelly

2 Des 2012

SALE : Antique Rings


cincin antique... ukuran "All Size" bisa dikecilin, or dibesarin...
HARGA PASS belum ongkos kirim :)
MAUuuu??? --> SMS or Telp, tapi mendingan SMS 08991688080
Cross Ring, cincin antique... ukuran "All Size" bisa dikecilin, or dibesarin...
sale Rp.125rb --> 3
Rp. 90rb --> 2
Rp. 60rb --> 1
Queen Green Giog,
Sale Rp.45rb
Gold Giog,
Sale Rp. 55rb


Diamond Rings
Sale Rp. 65rb
Eyes Rings, Realy Antique Rings


Eyes Rings, realy antique Rings
Sale Rp. 75rb
READ MORE - SALE : Antique Rings

31 Okt 2012

CERPEN : Her First Love Story

This is her first love story.. dear diari, hari ini tepat pukul 00.01 20 September 2007 aku berulang tahun, kamu mau kasih aku apa diari?? Mmm, kamu hanya cukup setia saja bersamaku, masih mau mendengarkan coretan-coretan keseharianku, itu udah cukup kq. Diari, aku mau Make a wish nih dihari ultahku yang ke 14 ini. Glow tiba-tiba terdiam seakan memikirkan permintaan apa yang bagus untuknya. Gadis kelas 3 SMP ini cukup lama terdiam, dia membolak-balikkan helai demi helai kertas yang tersusun rapih menjadi sebuah buku diari yang slalu menemani malam2nya itu, yang hampir penuh dengan coretan-coretan perasaan remaja labil pada umumnya.
                “Diari, aku tak menemukan satupun kisah mengenai seorang pangeran didalammu”. Glow tidak mencatat, dia berbicara seolah buku diarinya hidup. Glow kembali pada halamnnya tadi dan kembali menulis memenuhi isi buku diarinya itu. How long I thing diari? Hihi aku hanya memikirkan my beauty request for God. Make a wish ku “semoga saat SMA nanti aku bisa mendapatkan seorang pangeran yang bisa mengajariku apa itu rasa cinta, dan aku ingin Tuhan memberikan aku satu-satunya yang terbaik untuk selamanya didalam hati ini” Amen. Glow kemudian menutup buku diarinya dan bergegas untuk tidur. Selama SMP, dia hanya sibuk menghabiskan waktunya untuk olahraga dan hangout bersama sahabat-sahabatnya, hampir tidak ada waktu menoleh pria yang beberapa kali ingin mendekatinya.
***
                A long moment setelah make a wish…
                *Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA* Ferly, gimana rambut aku, udah lucu belum? Sambil merapihkan rambutnya di WC New schoolnya. “Aku gugup Ferly”, Glow menggegam tangan sahabatnya Ferly. “Udah santai aja”, jawab Ferly sambil menarik Glow menuju kelas orientasi. Sebagai murid baru, Glow sangat bersikap manis saat orientasi. Siswa orientasi ditangani oleh beberapa kakak-kakak OSIS, 1 kelas terdapat 4 OSIS yang menjaga. Para siswa orientasi termasuk Glow yang masih beradaptasi dengan teman-teman baru, menunggu kakak OSIS masuk kekelas mereka dan memberikan mereka orientasi.
”Shhhht kakak kelas datang”, teriak salah satu siswa baru dikelas. Masuklah beberapa senior, pandangan siswa baru menatap beberapa senior mereka memperhatikan sambil mengingat wajah seniornya. Beda halnya dengan Glow, dia hanya terpaku pada satu senior. Sepertinya aku kenal dengan kakak itu? Wajahnya familiar, dalam benak Glow.  Senior itupun menatap Glow dengan pandangan yang sama dengan Glow, kemudian berjalan menuju Glow yang duduk dibangku terdepan dan lebih memperhatikan wajah gadis ini sambil menunduk dan mendekatkan wajahnya kehadapan Glow yang sedang menahan nafasnya karena tegang. “iia, wajah kamu seperti sepupu aku yang sekolah di utara”, Juno kembali berdiri tegak dan kembali berdiri di depan sambil masih memandang Glow dan tersenyum. Sedangkan Glow? Legah membuang nafas yang sedari tadi dia tahan, dia hampir tak bisa bernafas tadi.
Dear Diari, malam ini yang ada dibenak aku hanya wajah Ka’ Juno, aku tak ingin memikirkannya tapi yang tadi pagi itu adalah hal yang cukup menegangkan dan menusuk kedalam memori otakku. Oh God, semoga tidurku malam ini tak akan ada dia didalam mimpiku. Amen.
aaaaarrrggghhhh Mamaaaaah” teriak Glow yang hampir saja kebablasan tidur sampai siang, dia bangun dan menyambar handuk kemudian bergegas pergi kesekolah berharap tidak di hukum karena terlambat datang orientasi. “maaf ka’ aku kesiangan karna mimpiin kakak” Glow tiba-tiba keceplosan akan alasannya dia bangun telat dihari kedua orientasi. Dengan wajah Glow yang lagi-lagi tegang, bukan karena terlambat, tapi karena terlalu jujur akan mimpinya itu. “yasudah ayo cepat menuju bangku mu”. Hari ini ada lagi yang membuat dia terkesan akan Ka’ Juno.
Hari ketiga Mos, mereka harus memberikan surat kepada salah 1 kakak OSIS yang mereka suka. sebelumnya saat pemberitahuan dihari kedua Ospek “jangan berikan surat padaku ya adik-adik, nanti ada yang marah” teriak ka Juno memberitahukan bahwa dia telah memiliki sang pacar. “eh, Glow kita mau kasih surat ke siapa nih?” Fearly menyenggol Glow yang saat itu sedang berpikir keras. “yaudah kasih buat ka Juno aja, tapi aku takut nanti pacarnya marah” sahut Glow dengan nada suara manjanya. “mungkin dia Cuma bercanda kali, yasudah, aku kerumah kamu ya sekalian bungkus parzel coklat buat kakak Juno”, Glow mengangguk. Fearly dan Glow adalah sahabat sejak TK, mereka melakukan apapun dengan berbarengan sejak mereka SD, sampai menulis surat cinta pun kepada orang yang sama. Namun Glow memiliki cara sendiri untuk isi dari suratnya.
dear diari, aku menulis surat untuk Ka’ Juno sejak jam 5sore sampai sekarang jam 11malam, kamu lihat diari apa yang dilakukan kakak kelas itu padaku hingga seluruh kamarku penuh dengan sobekan kertas, dan dia membuat aku melewatkan makan malam keluarga. Aku harap dia akan putus dengan pacarnya setelah membaca surat cintaku untuknya.”
*Hari ke 3 ospek*
Saatnya pemberian parzel, “fearly, dikelas hanya kita berdua yang memberikan surat pada ka’ Juno”, “iia kamu benar, yasudah semoga ka juno tidak mengenal nama kita” sahut fearly sambil berbisik. “fear, ka’ juno membuka surat lo”, “mati gw” sahut fearly lagi sambil menunduk dan menutup wajahnya. Sepertinya suratku gk dibaca, benak Glow. “Glow, yang itu gw tau punya lokan???” fearly mengangkat dahunya. “ha” deg, deg, deg “gw kumat fearl” ucap Glow sambil memegang tangan fearly dan menarunya di dada, menunjukkan apa yang terjadi dengan detak jantungnya.
Dear ka Juno, sebenarnya aku tidak ingin mirip dengan saudaramu, aku lebih ingin menjadi mimpimu yang menjadi kenyataan. Seperti kakak yang adalah pangeran dalam mimpiku semoga menjadi kenyataan kau bisa bersama Pangeran Juno. Semga kakak bisa putus dengan pacar kakak J
“dia hanya tersenyum melihat surat mu Glow, dia tidak membacanya”. “dia membacanya Fearly, suratnya hanya 5 baris 1 paragraf hahaha” sahut glow tersenyum.
20 OSIS berdiri didepan Aula dan bersiap untuk acara penutupan MOS. 20 OSIS mempersiapkan tamparan untuk siswa2 baru “fear, ini betulan kita ditampar??”, “dari baris depan sih, terlihat benar-benar ditampar Glow”, glow membuang nafas beratnya. Barisan antrian terus melaju dan Glow masih saja menundukan kepala sambil memegang pipinya yang kesakitan dan sambil menghitung tamparan yang melekat dipipinya. “15, awww 16, 17, 18 duuuhhh , 19 huhuhu” terhenti sejenak, Juno memegang kedua pipi Glow dan mengangkatnya perlahan saling memandang. Tatapan Glow yang berkaca-kaca karna kesakitan berubah menjadi tatapan harapan. “udah sana menuju barisan, yang ngantri masih panjang tuh” ujar Juno sambil mengelus-elus pipinya. Dia tidak menamparku? Aku pikir dia marah karna surat cinta itu. Benak Glow didalam hati dengan iringan detak jantung yang berdebar sangat kencang.
***
                Sesi perkenalan dengan tamparan berlalu, waktunya pulang dan beristirahat sebelum memulai belajar besok lusa. Siswa orientasi dinyatakan resmi menjadi siswa Senior High School Jakarta. Para siswa baru yang beranjak pulang sambil berbondong-bondng menuju gerbang terlihat sibuk mengobrol dengan teman-teman baru mereka, begitu juga dengan Glow. “hahaha, mukanya ngenesin banget ya??” canda Glow, kemudian entah apa yang membuat otaknya merangsang pergerakan kepala dan tatapannya beralih dari Fearly, menatap kedua siswa di depannya yang salah satunya tak asing baginya “iia Glow, siapa sih nama kakak itu??? Glow?? Glow???” Fearly menyenggol Glow yang sedang memperhatikan kedua siswa yang berjalan sangat mesra sambil bergandengan tangan. “oh… itu pacarnya Ka’ Juno ya??? Cantik ya?” ujar Fearly mengatakan hal dengan rasa tak berdosanya itu sambil menatap mimik wajah Glow yang tiba-tiba berubah menjadi sangat sedih. “Glow, lu kenapa???” Fearly memeluk  Glow yang mulai terseduh seakan tak sanggup lagi melangkahkan kakinya menuju pulang. Fearly menatap Ka’ Juno yang berjalan berlalu di antara ratusan siswa yang akan pulang.

Dan aku? Masih memendam perasaan suka ku kepada ka’ Juno dan masih menunggunya putus dengan pacarnya. Deary, aku berharap bisa mendapatkan kesempatan itu atau buatlah aku tak memikirkannya dan menghapus perasaan sukaku kepada ka’Juno. Jika aku tak memiliki kesempatan itu, tunjukan pada ku bahwa dia bukan pangeran ku seperti didalam mimpiku waktu itu…
To be continue…
READ MORE - CERPEN : Her First Love Story

21 Sep 2012

Biografi Singkat

Kali ini saya akan membahas mengenai biografi singkat of myself.
Terlahir dari pasangan yang bernama Chalid Dochmie dan Tita Melati. don't forget my Step Mother yang membesarkan saya Nekmah Bachmid. then, saya dianugrahi beberapa kata nama yaitu Dalilah Putri Saleh. Konon nama Dalilah diambil dari tokoh yang berpasangan dengan Samson yaitu Delilah, what ever. Oh I don’t know how, but itu cerita dari my momm, if it saleh, my grandfather's name and my last name putri taken from princess yang artinya perempuan. 
So, I was born on December, 19, 1993 di Bandung. I don’t know where, yang pastinya aku lahir dengan perfect secara fisik, I mean tidak kurang suatu apapun. Saat berumur 2 tahun, I left Bandung and berdomisili di Bekasi Utara. Tidak hanya sampai disitu, saat berumur 6thn I left Bekasi dan stay di North Sulawesi ±60km dari Manado Town. Disana pendidikan yang saya tempuh:
    ü  SD N 5 Amurang tahun 1999 – 2002
    ü  Madrasah Ibtidaiah tahun 2002 – 2005
    ü  SMP Aquino Amurang tahun 2005 – 2008
    ü  SMA N 1 Amurang tahun 2008 – 2011
Setelah menempuh pendidikan selama 12tahun, saya memilih untuk meneruskan study di Universitas Samratulangi di Manado Town. Namun Karena Alloh berencana lain, saya meninggalkan kota Manado dan Universitas untuk menetap di Jakarta Selatan bersama saudara saya dan melanjutkan study in college Bina Sarana Informatika tahun 2011 sampai dengan sekarang.
Nah itulah tadi biografi pendidikan singkat mengenai ku.. memperjelas, lihat biodata ku dibawah ini.. cekidot --> 
Name                                          : Dalillah Putri Saleh
Born                                            : Dec/1993/19 – Bandung
Domiciled                                 : Jakarta Selatan, Ulujami Raya –  
                                                         Pesanggrahan
Status                                        : not Married
Sport                                          : Basket
Favorite food                        : Mie Goreng
Favorite fruit                         : Pears, longan fruit
Genre Favorite Movie      : Romantic teen, Action, Horror, Comedy
Religion                                    : Moslem

READ MORE - Biografi Singkat

14 Sep 2012

SoftLens / Contact Lens untuk Gaya dan Terapi

A contact lens, or soft lens, adalah lensa yang diletakkan pada mata. Soft lens dianggap sebagai peralatan medis yang dapat dipakai dengan versi kosmetik atau terapi mata. Soft lens dapat dikategorikan dengan versi kosmetik karena sekarang soflens dapat memperindah mata kita dengan berbagai corak dan warna dari softlens itu sendiri. Sedangkan versi medis untuk terapi, softlens sama halnya dengan kaca mata - / +. Well, ini dia my cute faces yang lagi pake softlens.. cekidot








Pake softlens itu biking w pede alias percaya diri







But, must be diligent in cleaning to softlens friends. nah, ini mata asli ku, cekidot..



So, gimana guys? Tertarik dengan menggunakan softlens???



READ MORE - SoftLens / Contact Lens untuk Gaya dan Terapi

12 Sep 2012

CERPEN : Muna Hanya Bekerja

"Jelas-jelas aku sudah lelah dengan pekerjaan ini, mengapa kau tak bisa sedikitpun menghargai pekerjaanku? Kau malah mengacaukan semuanya!" Muna menggerutu sendiri, tidak menyesali kelelahannya, dia hanya ingin dipahami, diperhatiin dan dimengerti. Dia butuh beberapa hari absen untuk hari bermalas-malasannya. Tapi sayang sekali, dia tidak akan mendapatkannya! Kemudian tatapan muna kosong menatap dirinya sendiri dicermin, mengenakan daster putih lusuh "iia tuan" sahut muna berteriak seakan ada yg memanggilnya. "Jam berapa sekarang?" Dengan nada suara yg tinggi, tuan bertanya kepada muna, muna tak berani menunjukan dirinya yg sedari bangun pagi berdiam diri dikamar berlari menuju dapur "permisi, ini sudah jam 8, aku harus membuatkan kopi untuk tuan" dia pekerja yg baik dan pembuat secangkir kopi ala muna yg lezat dan harum itu. Dan berlari keruang kerja dokter, "ini tuan kopinya, maaf saya agak bangun telat karna anda membangunkanku setiap tengah malam untuk sesuatu yang kau sebut bekerja malam" menunduk.
"Oh, apakah itu masih terjadi muna? Saya tidak membangunkanmu semalam kamu tidur dengan nyenyak kata Rudy" sambil menggenggam ganggang cangkir dengan hati-hati dan menghirup kopi buatan muna. "Kamu pembuat kopi yg baik muna, aku senang dengan pekerjaanmu, pergilah kembali ke kamar" Dokter kemudian berdiri berjalan menuju pintu dan membukakan mempersilahkan muna untuk pergi, muna pergi dan berlalu. "Mengapa tuan tidak mau mengaku bahwa semalam dia meniduriku? Dan sepanjang malam2 kemarin dia selalu membangunkanku untuk hal itu?!! Ah, apakah disana ada nyonya? Haaaa? Nyonya akan curiga, dan akan membunuhku, dia akan mencabik-cabik wajahku dengan kukunya, dan menjambak rambutku dengan kencang, rasanya sangat sakit seperti dia akan membotakkan tambutku yang indah ini. Dia memang selalu iri padaku, iri akan kecantikanku, akan gerak-gerikku yang lemah lembut."
Muna mengambil sebuah sapu dan menyapu seisi ruangan yang disebutnya dengan rumah "muna, ini sudah dibersihkan tadi, bukankan kamu butuh hari untuk bermalas-malasan?" Rudy menghampiri muna yang dari seharian tadi tak kelar-kelar menyapu seluruh ruagan Rumah Sakit. "Aku sudah terlalu lama istirahat Rudy, sudah berapa lama aku disini? Dua tahun? Tiga tahun?" Muna seketika menghentikan pekerjaannya. "Kamu baru empat bulan muna" jawab Rudy petugas Rumah Sakit Jiwa yang menjaga muna. "Ini terasa begitu lama bagiku" muna kemudian meneteskan air mata. Dia merasa sedih dan sakit di hatinya. Rudy kemudian merangkul muna untuk kembali ke kamarnya. "Waktunya minum obat, yang botol putih.." "botol putih 3butir, botol kuning 5butir bukan?" Muna meneruskan. "Aku rasa kamu sudh akan sembuh dan kembali pulang"
Muna menatap wajahnya di sebuah cermin yang berada dikamarnya. Dia memegang wajahnya yang hancur akibat siraman minyak jelata panas. "Saya tidak akan pulang! Kamu tau wanita itu selalu saja cemburu dengan wajah dan tubuh saya, setelah dia merusak wajah saya dia akan merusak tubuh saya. Dan tuan??? Tuan yang menginginkan tubuh saya, malah membela istrinya!" Muna teriak menjerit dikamar mengingat apa yang telah terjadi padanya sebelum dia berada di Rumag Sakit Jiwa ini. Selama empat bulan ini dia sangat sering memberontak. Rudy kemudian memeluknya, mencoba menenangkannya dengan menyuntikan bius dari punggungnya.
"Tapi, sayalah pemenangnya. Sayalah yang kuat" kalimat terakhir yang dia ucapkan sebelum terlelap tidur karna bius. Munalah yang menang dalam pertengkaran hebat itu, tubuhnya yang lemah gemulai telah menunjukan betapa kuat apa yang tertanam dalam dirinya, sayang sekali batinnya tak mampu menahan tikaman yang ditancapkan kedua majikannya. Tuan yang setiap malam menidurinya dan nyonya yang menghancurkan wajahnya. Yang bisa dia lakukan, menancapkan kesakitan yang ia rasa tepat dijantung suami istri itu. Dengan pisau yang ada di genggamannya dia kemudian sadar bahwa dia telah membunuh kedua majikannya.
Di pagi setelah kejadian itu tepat pukul 5 pagi dia membersihkan tubuhnya, mandi dan melakukan pekerjaannya sehari-hari. Membersihkan rumah, membuat sarapan setiap pagi, tidak pernah telat membuatkan kopi dan membuat makan malam. Sedangkan mayat majikannya, dibiarkan saja membusuk di dapur. Sehari-hari dia bekerja di dapur melangkahi dan bahkan menginjakan kakinya pada kedua mayat majikannya. Matanya seakan buta, hidungnya seakan tak mencium bau mayat yang perlahan akan mencair itu.
Polisi mendapati muna setelah 5 hari kejadian itu, dia hanya sedang bekerja, mencuci baju di dapur yang tak jauh dari situ ada kedua mayat majikannya. Polisi mengefakuasi muna namun tak satupun informasi yang didapatkan mereka. Muna hanya tertawa, menjerit, dan berbicara sendiri. Hanya CCTV rumah itu yang dapat memberikn informasi akan tragedi muna. Mereka memfonis muna gila dan kejadian pembunuhan itu dianggap sebagai pembelaan diri muna dari siksaan kedua majikannya.
So, muna mungkin akan tetap di kamarnya dengan mengenakan daster putih yang lusuh itu sampai dia lupa ingatan, atau lupa akan bayangan masa lalunya yang terus menghantui malam2 dari tidur muna. Dia akan terus membuat secangkir kopi untuk Dokter yang dianggapnya sebagai majikannya, dan akan menyapu ruangan Rumah Sakit didampingi oleh Rudy. Dia hanya berkerja, ya, muna hanya bekerja.
READ MORE - CERPEN : Muna Hanya Bekerja

11 Sep 2012

CERPEN : Luka

Pagi ini terlihat begitu jelas senyum ku di cermin, yang terpampang disamping lemari bajuku. Rambut yang entah sedari kapan tercompangcamping tidak aku benahi. Aku hanya bergegas kekamar mandi menyambar sebuah sikat gigi dan odol kemudian memperkerjakan kedua benda itu didalam mulutku. Aku menuju dapur yang begitu berantakan dan memalingkan pandanganku pada tumpukan pakaian kotor yg tak ku cuci sedari bulan lalu. Ditengah2 liburan semester genap ini aku tetap menjalankan kesibukan dikontrakan tempat aku tinggal sedari masuk kuliah setahun yg lalu. "I hate u now, so go away from me, your gone so long i can do better I can do better" song by :AvrilLavigne
lagu itu berulang lagi sampai aku berlari mematikan nadadering itu "hallo, aba" tidak terdengar suara apapun dari sana, kemudian aku kembali mengatakan 2 kata yang sama
"hallo Luka, kamu dimana? Aba sudh mengirimkan uang sekolah tadi pagi lewat ATM kamu, hari ini kamu pergi kerumah tante kamu ya, ajak aa kamu, kamu sedang apa disana" dia berbicara tanpa henti seakan dia tau kalau aku mendengarkannya. Dia sangat mengenalku sebagai anaknya yg paling penurut, hingga aku tidak akan melakukan kegiatan SMA apapun jika dia tak mengijinkan, misalnya pramuka kegiatan yg aku suka.
"Ia aba, luka sedang mencuci baju" "yasudah, aba sedang perjalanan pulang ini. Oh ia satu lagi," Entah kenapa kali ini aku memiliki firasat buruk akan apa yg akan dikatakannya. "Berhentilah berhubungan dengan damai, hei carilah pria yang lebih baik dari aba, agar bisa menunjang keluargamu kelak, kenapa harus dengan pria tukang pukul seperti aba dulu? Ingat, jaga jarak dan jangan sampai aba dengar kamu diantar damai ke rumah tante, ajak saja a'a kamu. yasudah teruskan saja kerjamu" tut tut tut... 
Aku terdiam dengan memegang Handphone yang masih berada di kuping kananku. Aku berpikir keras, dari mana dia menilai damai sama sepertinya dulu yang tauran disana sini ? Damai memanglah hidup dari lingkungan yg brutal di utara dan dia masih belum tamat iqro 4 sampai sekarang berumur 19, tapi dialah damaiku. Damai yang selalu ada untuk luka-lukaku. Menjaga ku, memelukku dan tersenyum untukku. Dan kemudian aku tau apa yang harus aku lakukan, aku tak perlu lagi menuruti kemauan mereka. Dan melalui ini berdua, karna ku tau, aku tanpa damai akan sama seperti namaku it’s so hurt.
READ MORE - CERPEN : Luka

10 Sep 2012

My Confusion

Guys, saya lagi bingung nih how to creat a category in blogspot. Pasti yang ada dibenak kalian, just search on google ada ribuan orang yang memposting  how to creat a category in blogspot. Semua itu sangat berguna, tapi yang bikin saya bingung blog sudah mengganti tampilan yang menurutnya itu akan membuat lebih sederhana, sedangkan yang teman-teman, agan-agan, dan information givers lainnya, for beautify the look on the Blog lainnya memberikan tutorial dengan tampilan Blog yang lama. Dan itu yang sesungguhnya malah membuat saya kepayangan. maunya kayak gini nih :.....
 ya Ampun guys.. dari semua tutor yang ada, i don't get one information givers yang nigasih pake tampilan the new blogspot. so, bagi yang baca short paper ini, please give me a information about this. ok thenk you :* :* :* muach muach...
READ MORE - My Confusion

6 Sep 2012

CERPEN : Nanda dan Senyumnya

“Ka’ kamu mau kemana?” sambil menahan tangis yang dia pendam didalam hati. Pria yang sedang berjalan menjauhi gadis yang dia sakiti ini, memutar sedikit pandangannya menilik gadis yang dulu pernah dia cintai. “Kakakan udah bilang, Nanda sekolah aja dulu yang bener jangan pacaran dulu kakak pasti bakalan nikahin Nanda” kemudian dia memalingkan tatapannya seakan dia tau bahwa Nanda akan baik-baik saja. Gadis yang selama tiga tahun ini dirangkul dengan cinta kasihnya di campakkan begitu saja bukan karena alasan yang tepat. Pria ini begitu capat hilang dari pandangan Nanda, Nanda yang tak kuasa menahan pedihnya memaksakan diri untuk mengejar.
Entah apa yang ada didalam benaknya, pikirannya kacaw seakan tak dapat dia kendalikan. Rasanya ingin mencabik-cabik dirinya sendiri dengan segenggam pisaw di tangan kanannya. Kemudian seorang adik kecil datang menghampirinya “ka Nanda kok nangis?” Nanda kemudian tak kuasa menahan jeritan tangisnya yang sedari tadi terbungkam oleh rasa pedih. Bukan menjerit tangis karna pria yang meninggalkannya, tapi karna dirinya yang hampir saja mencelakan dan menyakiti diri sendiri tanpa memikirkan keluarga yang masih mencintainya. Sejenak dia memeluk adiknya “ka’ nanda kangen tau sama cici, kita kan udah gk pernah main bareng” sambil mengusap pipi cici yang celemotan sepulang dari Sekolah Dasarnya. “kita mau main apa?” Tanya Nanda yang bergegas berdiri dan menuju kamar Cici. “cici mau nonton Film Barbie aja ka’ mau gk?” dengan notasi suara cici yang polos, Nanda hanya membalasnya dengan sebuah anggukan.
Sejenak Nanda sempat melupakan apa yang baru saja dia alami, namun entah apa yang ada didalam film itu yang membuat Nanda mendapatkan sebuah ide untuk mendapatkan ka’ Yuka kembali. Wajah dan matanya mengawasi sekeliling tempat tidur cici, mencari ponsel kemudian bergegas keluar dari kamar. “ka’ Nanda mau kemana?” teriak cici yang sedari tadi asik nonton, berlari dan mengejar Nanda. “cici nonton aja dulu, kakak lagi mau nelpon”.
Dengan tangan yang gemeteran, dia menekan beberapa angka sebuah nomer telpon. Dia memikirkan apa yang harus dikatakan kepada ka Yuka, yang ada didalam benaknya “kakak, kamu gk boleh ninggalin aku begitu saja sejak kejadian dimalam itu, aku telat ka’ aku hamil” kemudian dia menghapus angka yang ditulisnya tadi. Pikirannya mulai pesimis akan kalimat dalam ide yang baru saja terbesit dalam pikirannya. Karna dimalam itu saat perpisahan yang diadakan dipuncak memang tidak terjadi apapun yang akan membuat Nanda hamil, maka itu akan sia-sia bahkan akan menimbulkan kekacauan yang lebih parah lagi. Kemudian dia menekan beberapa angka lagi, bukan angka yang sama dengan tadi. “Ver, kamu dimana?” nada suaranya terdengar bergetar karna menangis. “kamu kenapa Nan?” jawabku sahabat Nanda yang mulai khawatir mendengar suaranya.
Tak lama kemudian aku menghampiri Nanda dirumahnya “Assalamualaikum” sahutku sebelum memasuki rumah. Terlihat Nanda yang berlari menghampiriku dan melompat memelukku meluapkan tangisnya dibahuku. “kenapa sih Nan?” pertanyaan umum itulah yang keluar dari mulutku. “aku diputusin sama Yukaaaaa” kalimat itu tidak jelas diucapkannya karna sambil menangis. Dengan samar-samar “apa? Kamu diputusin? Kenapa?” ekspresi kagetku melepaskan pelukannya. Hanya ada gelengan kepala menandakan bahwa semuanya terjadi tanpa sebab dan tanpa alasan. “tapi dia berjanji akan kembali dan menikahi ku, mungkin dia butuh waktu untuk menjalani masa mudanya tanpaku” dia mencoba menenangkanku. “yasudah, ayo siap-siap sana” sambil menatap Nanda yang mulai bingung akan pernyataanku tadi. “kemana?” jawabnya sambil berlari menjauh dariku, kulihat tangannya menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipinya. “nyari pacar baru buat kamu” teriakku agar terdengar oleh Nanda yang sudah mulai jauh menuju kamarnya. Aku berjalan menuju kamar cici yang tak jauh dari ruang tamu. “hai cici, seru ya filmnya?” sapaku ramah. “ka Ver, tadi ka Nanda nangis didapur setelah ka’ Yuka pulang. Emang kakak Yuka mutusin Ka’ Nanda ya?” ucap cici gadis kecil berumur 10 tahun , yang bisa membaca situasi. “mmm mau ta aja deh cici…” sambil mengacak-acak rambutnya aku bergegas keluar kamar menghampiri kamar Nanda. “cepetan” teriakku ketus. “ia-iia ini udah kok” jawab Nanda pelan.
“nih, nama cowonya Rafli. Seumuran sih sama kita, tapi dia masih kelas 2 SMA.” Ucapku sambil menunjukan sebuah foto kepada Nanda yang sedari tadi diam dan lesuh sepertinya tidak tertarik. “kenapa dia gak naik kelas?” tanyanya mencoba menghargaiku. “kenapa kamu gk cari tau sendiri?” tanyaku menjawab pertanyaannya, hanya ingin membuat dia penasaran. Anggukan kepalanya seakan ingin mencari tau, namun aku bisa membaca matanya bahwa dia belum bisa menerima apa yang terjadi padanya tadi.
Dalam sebuah pesan singkat SMS, aku mengajak Rafli menghampiri kami, sudah lama Rafli memintaku mencarikannya pacar. “kenalin, ni Nanda” tanganku sambil menunjuk ke nanda “dan Nanda ini Rafli” sambil menunjuk keRafli. Terlihat tatapan mereka mulai akrab, karna Rafli dan Nanda adalah tipe orang yang senang bergaul. Meskipun aku bahkan masih belum yakin apakah Nanda akan merespon Rafli. “eh, aku kesana dulu ya” ku biarkan mereka berduaan dan aku pulang dari taman kota tempat aku dan Nanda biasa berbagi cerita.
“aku lapar nih, makan yuk?” ajak Rafli yang membuka pembicaraan. “mm ok.” Sambil mengangguk menandakan Nandapun ingin makan. Nanda bukannya ingin makan, hanya saja aku pulang membawa motor sehingga dia harus mengikuti Rafli yang siap memboncengnya kemanapun dia mau. Aku yakin Nanda gk akan mau pulang dengan jalan kaki!
Sejak aku pulang dari taman kota sekitar jam 2 siang tadi, aku tak mendapatkan kabar dari kedua temanku ini yang sedang PDKT(pendekatan). Sekarang pukul 10 malam, dan aku pergi memastikan kerumah Nanda apakah dia sudah pulang apa belum, yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumahku. Karna aku mendapatkan feeling bahwa Nanda belum saja pulang, maka aku hanya duduk saja di depan teras rumah Nanda. Sebenarnya bukan feeling, tapi aku melirik beberapa sandal didepan pintu, dan disana tak ada sandal Nanda.
Angin malam yang berhembus menampar-nampar wajahku membuat aku mengantuk dan memejamkan mata. “ayoooo lagi apa ya malem-malem disini..” teriak Nanda yang baru saja pulang menghampiriku. “Rafli mana?” hanya itu yang keluar dari mulutku sambil mengangkat daguku memandang kedepan jalan mencari sesosok Rafli. “udah pulang kok, dia gk mampir katanya sekarang udah jam 10 gk baik cowok main kerumah malam-malam begini”. Ceramah Nanda dengan nada yang ceria seakan kejadian tadi pagi takpernah ada. Aku bisa membaca mimic wajahnya yang ceria menerangi malam saat berada diteras rumahnya. Dan aku hanya mengangguk mengiakan seluruh ucapannya dengan sedikit senyuman. “yaudah kalo gitu, aku pulang ah” sambil melangkah pergi. “tunggu dulu, aku kan mau cerita Ver” teriak Nanda. “besok aja besok… lagian aku udah tau kok hahaha” aku tidak tau apa yang terjadi saat dia bersama Rafli yang aku tau dia telah melupakan sesosok Yuka yang selama ini dia damba-dambakan.
READ MORE - CERPEN : Nanda dan Senyumnya

26 Jun 2012

CERPEN : Catatan janji-janjimu

Terkadang aku ragu untuk tak bisa tanpamu,
namun ragamu seperti tak membutuhkanku lagi. 
Aku menyediakan sebuah buku yg bisa kau baca,
buku yg penuh terisi tentang bukti kebersaan kita.
Kemudian akan terkubur bersama kenangan tentang mu.
Aku menulisnya disaat aku bahagia bersamamu,
saat kita berbeda pendapat, berselisih, dan
disaat aku tak bisa lepaskan ragamu dari pelukku.
Dulu Aku selalu berdoa kepada Tuhan agar kau selalu disisiku. 
Kini aku merubah lantunan doaku kepada Tuhan untuk bisa iklas melepasmu. 
Kamu pernah berkata "aku akan baik-baik saja jika kamu tak meninggalkanku, begitupun aku ygkan selalu setia menjagamu, dan memeluk hangatnya tubuhmu selamanya" yg kamu ucapkan adalah dusta bagiku, kamu kini tak bisa menjagaku, karna kamu mengingkar janjimu untuk selalu disisiku.
Semua rasaku padamu berubah menjadi sebukit benci yg tak dapat kau obati. 
Karena begitu banyak ucapanmu yang tak kau tepati "kamu akan selalu bisa merasakan belaianku disaat kamu tertidur" ucapnya sambil mengelus2 rambutku untuk mengantar tidurku, suaranya yg lembut membuatku tersenyum manis. " benarkah? Apakah inikan selamanya?" Aku membuka pejaman mataku dengan prlahan sambil menatap penuh harapan. 
Anggukannya membuatku bermimpi indah saat malam itu. Kemudian aku tersadar bahwa harapan selamanya itu adalah palsu. 
Kamu begitu tega membiarkan aku berusaha hidup sendiri, tanpamu, yg begitu saja melenyapkan jiwa dengan kepergianmu. 
Kamu seperti tak memikirkan perasaanku, kurangkah cinta yg aku berikan padamu hingga kau pergi? Tak cukupkah semua yg aku berikan padamu hingga kau sia-siakan? 
Cintaku padamu membuat berbukit-bukit benci lenyap dengan bertetes2 tangisan yg keluar sejak kematian mu.
ya, karsinoma Hepatocellular membawa ragamu pergi meninggalkanku, penyakit hati ini membuatku tak lagi bisa merasakan hangatnya rangkulan cinta kasih mu. Lenyap bersama janji-janji yang tak kau tepati, ku tau satu janjimu yang tak pernah kau ingkari “aku akan mencintaimu sampai aku mati” ucapan dari bibirnya itu sambil memelukku dalam malam aku menjaganya di Intensive Care Unit (ICU). Lalu aku merasakan nafas yang terhenti dan aku tau bahwa itu adalah ucapan manis terakhir yang aku dengar.
Sungguh, suaranya dan janji terakhirnya tak akan aku lupakan.

READ MORE - CERPEN : Catatan janji-janjimu

21 Jun 2012

CERPEN : Berteman Lebih Baik


Aku menatap sahabatku dengan penuh seksama, dia bercerita dengan sangat antusiasnya “lihat, isi percakapan kita di message. Dia mengalihkan pembicaraan saat aku bertanya hubungannya dengan Erick, apa gossip tentang mereka pacaran itu benar ya?” sangat excited dia membicarakan tentang cinta pertamanya itu padaku. “kalo di ruang rapat osis mereka gak kelihatan dekat kok Harley Sparkler” aku menekankan notasi nadaku di bagian nama kemudian melengkapinya agar terdengar sempurna menggambarkan kekesalanku padanya. Aku menyukai pria ini, pria yang selalu menceritakan masalahnya dengan cinta pertamanya. Selama empat bulan kami berteman, dia telah 3x balikan dan 4x putus. Owh betapa panasnya hatiku setiap dia bercerita mengenai messagenya itu, everyday…
“ihh iia Gween, Gween Siller” sambil mencubit-cubit pinggangku “aww sakit, haha sakit” dengan menjambak rambut aku berharap dia melepaskan kedua cubitannya di pinggangku. Itulah cara kami bercanda. Kelasnya bersebelahan dengan ku, kami akan bertemu setiap istirahat di depan perpustakaan. Berbagi cerita, canda, tawa, duka, everythink… aku baru mengenalnya selama empat bulan ini namun jika sehari saja aku tak bertemu dengannya rasanya seperti berada disekolah yg angker, kosong tanpa jiwa yg hidup hanya ada bayangan Harley dimataku. Well, aku ingat pertama kali aku mengenalnya.
Di sekolah saat hari pertama kenaikan kelas 2 tepatnya di Sekolah Menengah Atas aku melihat siswa yang tampan. Selangkah demi selangkah aku mendekati bayangan pria itu, raganya masih tak dapat aku kenali. Wajahnya begitu asing dan dermawan, aku bahkan tertarik padanya hanya dengan sekali menatapnya. Dia berada disekeliling teman-temanku, berbincang seakan sangat akrab bukan seperti siswa baru yang canggung. “hei, ca’” aku menegur salah satu temanku dan ikut bergabung berbincang bersama. “murit baru ya?” tanyaku. “udah lama Gween dari semester 2 kelas 1” sahut temanku yang lainnya. Dan bla-bla-bla…


Setiap keluar kelas kami berpapasan di depan perpustakaan, berkumpul bersama teman-teman yang lainnya. Kemudian dia mulai terbuka mengenai first love, oww exgirl friend maksudku dan kami mulai terbuka mengenai masalah pribadi. Sebenarnya aku tak seharusnya benci pada ketua osis sii Victoria, ya cinta pertamanya adalah ketua ossis *she’s tough rival aku hanya seorang coordinator Agama Muslim di osis * kemudian karna kisah Victoria yang membawaku menjadi sedekat ini dengannya.
Aku merasa bahwa Harley juga suka padaku, melalui sikapnya yang begitu perhatian, terbuka, pelukannya, rangkulannya, pegangan tangannya membuatku lebih jatuh kedalam bagian hatinya yang gelap. Tak setitikpun cahaya yang menerangiku, cahaya itu sekejap menghilang setiap dia membicarakan Victoria.
Suatu saat dia dekat dengan Salsa siswa baru, wanita yang kebetulan sekelas denganku. Diselang waktunya tanpa Victory aku tak menyangka jika ini akan terjadi, isu-isu sekelas menyebar begitu cepat dan ternyata benar. Hanya sekedar dekat, namun aku bisa merasakan rasa “cemburu” itu. Aku tidak hanya diam, akupun mendekati Nicko teman sekelasku. Bahkan tidak hanya sekedar dekat aku bahkan menerimanya menjadi pacarku. Akupun bingung mengapa aku bisa menerima pria yang baru saja semalaman SMS(short Message Service)an denganku. Mungkin karna rasa dendam dan ego yang masih besar atau karna pertumbuhan yang menyebabkan aku menjadi ABABIL(ABG Labil).
Seminggu menjalani hubungan dengan Nicko, dan seminggu juga aku tak keluar kelas menemui Harley. Aku terkadang mengintipinya dari jendela kelas yang duduk seorang diri memainkan Handphone. Sebenarnya hanya untuk memastikan keadaannya saja, aku tidak bisa memungkiri bahwa aku merindukannya. Banyak teman-teman yang bertanya “hei, udah putus ya sama Harley” senang mendengar pertanyaan itu, tapi gossip itu membuat aku selalu terancam di rapat osis karna Vicktoria yang menatapku dengan tatapan yang sinis *memilukan*.
Biasanya aku dan dia akan bercanda mebuat kebisingan didepan perpustakaan, tapi kini hening, bahkan penjaga perpustakaan kini membuka pintunya lebar-lebar *karna bising pintunya sering ditutup*. Aku tak bisa menahan rasa rindu itu, aku menarik Nicko keluar dan bertemu dengan Harley. “hei, kemana aja sih? Gk kangen apa sama gw?” Harley menepuk lenganku, kemudian matanya terpusat pada tangan ku yang masih berpegangan tangan dengan Nicko. “assik deeh yang pacaran lupa sama kawan. Pantesan si Nicko ngeliatin gw sinis banget” sambung Harley menetralkan suasana yang entah itu suasana yang dingin atau panas. “hahaha enggalah.. gimana lo sama Salsa?” Tanya Nicko yang melepaskan kecanggungan kepada Harley. Nicko juga pernah sesekolahan menengah pertama dengan Harley namun tak satu kelas sehingga merekapun telah akrab sebelumnya, sebenarnya satu tim basket juga. Aaaaarrrghhhh.. mereka ternyata sangat dekat, itu membuat ku pusing.
Seminggu ini sikap Harley sangat aneh, entah apa yang ada didalam pikirannya. Dia lebih sering memelukku, dan merangkulku yang lebih tak terduga, dia mulai mengirim SMS padaku dengan sebuah pertanyaan yang simple “lagi apa?” tapi pesan singkat itu bisa membuatku loncat-loncat dikamar karna kegirangan. Tidak ada lagi cerita mengenai Victoria, aku merasa damai dengan situasi ini bersama Harley, penjaga perpustakaan kini meutup pintunya lagi. Namun Nicko? Ya aku memutuskan Nicko. Dia pria yang baik, setiap detik dia akan mengirim SMS dan menanyakan sesuatu yang bisa bernilai sangat menghawatirkanku. Sayang sekali, perhatiannya tidak menembus atmosfir cintaku pada Harley.
Setelah aku dan Nicko putus, hari-hari menjadi sangat aneh dan semuanya menjadi sangat membingungkan, selang beberapa pekan kemudian Nicko dan Salsa berpacaran, dan Harley sampai sekarang tidak menyatakan cinta padaku.
Lelah dan jenuh dengan semua ini, rasa dan pengharapanku kini memudar dengan senyuman iklas pada kedekatan kami yang bernilai hanya dekat bagi ku. Aku membuka hatiku lagi pada orang lain, dan dengan mudahnya aku mendapatkan pacar. Pria yang baik, perhatian, dan tulus mencintaiku. Dia bukan pria dari sekolah yang sama denganku, dia hanya teman dari pacarnya sahabatku.
Aku tak berani mengatakannya pada Harley, diselang itu waktu yang biasa ku berikan pada Harley kini kuberikan untuk Ramon pacar baruku. Harley kinipun jarang berada didepan perpustakaan, dia lebih sering berada didepan pintu kelas sambil memainkan handphonenya. Disiang itu, aku ingin menceritakannya pada Harley dengan hati yang was-was aku memberanikan diri menghampirinya. “hei, bengong aja nanti kesurupan hantu perpustakaan loh” sapaku sambil menghampiri dan duduk di sampingnya. Tidak sedekat seperti biasanya, dengan jarak sekitar satu meter dia membalas sapaanku “Gween, Harley ingin bersama Gween. Harley ingin menjadi pacar Gween, Harley cemburu jika ada pria lain yang dekat dengan Gween”. Tiba-tiba jantungku berhenti berdekat, nafasku terhenti berhembus, waktu terasa berhenti berputar, aku shok. Hatiku serasa ingin menangis, aku terharu dengan yang dikatakan Harley, disamping itu aku telah menyayangi Ramon.
Aku telah menunggu sepuluh bulan agar Harley menyatakan cintanya padaku, aku berusaha sedekat mungkin dengan Harley agar dia bisa melupakan Vicktoy. “ya Harley, Gween sayang Harley juga, Gween mau jadi pacar Harley” seketika aku tak bisa melepaskan pelukan yang deberikannya. Ramon tak mengetahui ini, aku menjadi linglung untuk membagi waktu dengan kedua pria yang aku sayangi. Sebenarnya rasaku kepada Harley tak sebesar sayangku kepada Ramon sehingga Ramonlah yang lebih banyak menghabiskan waktu denganku. Aku dan Harley tak sedekat dulu saat kami masih berteman, ini sangat sulit dimengerti jika aku memikirkannya dengan perasaan, tak senyaman ketika aku dan dia berteman dulu, semuanya menjadi canggung.
Dimalam itu…
 percayalah kasih
cinta tak harus memiliki
walau kau dengannya
namunku yakin hatimu untuku
song’s by Ecoutez.
Itu adalah nada dering handphone ku, pikirku itu pasti Ramon. Aku seketika terdiam dan perlahan memencet yes untuk mengangkat telephone yang ternyata tercatat disana adalah nama Harley. Entah angin apa yang membuat Harley menelphoneku, aku menyadari sikap kami yang canggung semenjak kami berpacaran. Hari itu hari kamis, lebih tepatnya tanggal 19 “hai, bagaimana kabarmu Gween?” sapa Harley yang terdengar lesuh “baik kok” singkat jawaban dari ku. “aku ingin kita putus, aku merasa hubungan kita ini gagal kamu emang lebih cocok menjadi sahabatku saja”. Aku tersenyum, aku legah dengan keputusannya yang diambil Harley, aku tidak bisa terus menerus hidup dengan keresahan memikirkan dua pria ini.
Waktu terus berlalu semenjak putusnya aku dan Harley. Aku menjalani liburan kenaikan kelas 3 dengan tenang dan masih menjalani relationship dengan Ramon. Hingga ketika liburan usai dan aku harus datang lagi menginjakkan kakiku di sekolah, tiga hari lebih cepat dari siswa lainnya karna aku harus mengikuti penerimaan siswa baru sebagai panitia yang diselenggarakan osis. penerimaan siswa baru, ospek itu berarti bertemu dengan Vicktoria ketua osis. Kabar yang tidak enak terdengar oleh kupingku “Gween tau gk, Harley kan jadian sama Salsa” ucap via teman sekelasku yang juga menjadi anggota osis. “hmmm? Bukannya salsa pacaran sama Nicko ya?” sambungku. “ih, udah putus tau, parah ya? Emang sih murid baru biasanya dapet yang bekas, abis dapet Nicko mantan kamu, eh dapet Harley mantan kamu juga”dengan blak-blakan Viapun tampak tidak senang, dan itu sangat terbaca dari nada bicaranya, tapi sebenarnya bukan hanya Via tapi Vicktoria sejak awal pun tak suka dengan kedekatan Harley dengan Salsa. Ternyata, dulu sebelum aku dan Nicko pacaran, Harley hanya sampai titik SMSan dengan Salsa karena Vicktoria menghalanginya.
Orientasi berlalu, aku dihadapkan dengan perasaan khawatir. Berat kakiku melangkah masuk kesekolah, menginjakkan kaki kedalam gerbang, karna setelah Harley memutuskan hubungan dengan ku saat libur kemarin aku dan dia tidak pernah lagi bertemu, dan mungkin sekaranglah waktunya. Kami masih berada didalam kelas kami yang dulu, masih kelas yang bersebelahan karna belum ada pembagian kelas. Aku berdiri didepan kelas, mengarahkan mataku kekelas sebelah yaitu kelas Harley. Ternyata diapun berdiri disana sambil menatapku, “hei, sinilah…” ajak Harley. Aku tersenyum dan mulai menghentakkan kakiku menuju kearahnya. Masih tersenyum “mmm?” aku dan Harley bahkan masih merasa canggung, aku melihat tampang bingung di wajah Harley dan akupun merasakan hal yang sama. “hahaha..” kemudian kami berpelukkan seakan tak ada orang satupun yang berada disekolah. “ehkemmmm” sapa guruku yang kebetulan sedang lewat, guruku bukan hanya menyapa, tapi mengacaukan party melepas rinduku pada Harley. “ooops” kami saling melepaskan pelukan dan merapihkan kemeja kami yang agak terlepas dari dalam celana dan rok kami. Kami memasuki kelas dengan sedikit mempercepat langkah kaki, kelasnya Harley, menghindar dari guru yang memergoki kami. Sesampainya dikelas, kami saling menertawai situasi yang bodoh tadi, seperti biasa Harley mencubit pinggangku dan aku menjambaknya.
“aku jadian dengan Salsa karna kesepian tanpamu. Kamu akhir-akhir ini jarang ada waktu untukku” ucap Harley yang mendinginkan suasana. Mimic wajahku yang masih tertawa kini berubah, diam dan sedikit senyuman agar aku bisa mencairkan suasana yang mulai beku karna dingin. “mmm terus?”jawabku dengan nada yang terdengar penasaran dan ingin tau. “aku jadian dengannya tanggal 18, saat itu…” bla-bla-bla. Harley terus bercerita, namun aku tak lagi bisa mendengar. Telingaku seakan tuli, jantungku berdetak sangat kencang dan sakit. Otakku bekerja sangat cepat memikirkan tanggal, membayangkan selisih angka dikalender. Bukankah tanggal 18 itu dia masih berpacaran dengan ku? Kemudian dia memutuskan ku pada tanggal 19? Itu adalah pikiran egoisku. Artinya adalah, dia memutuskanku bukan karna kesalahan yang aku buat, tapi karna ada wanita lain. Kemudian bagaimana tentang aku dan Ramon yang tidak dia ketahui? Maka saat itulah akupun menceritakannya, hanya keterbukaan diantara kita. Dan kini yang perlu dimengerti adalah hubungan kami yang tidak bisa lebih dari sahabat. Itu akan mengacawkan dan mencanggungkan hidupmu…
Play Song’s Ecoutez : Percayalah
Semoga dengan berakhirnya lagu ini aku bisa melupakan dan tidak mengharapkanmu lagi… Berteman lebih baik bukan???


READ MORE - CERPEN : Berteman Lebih Baik

19 Jun 2012

CERPEN : Mendengarkan untuk Mengenal

Tidak akan ada lagi air mata, senyuman didalam tangis, waktu yang terbuang karna lamunan, atau topi  untuk menutupi bengkaknya mata karena menangis semalaman. Sumuanya sudah berlalu karna hadirnya sesosok wanita dihidupnya. Bukan wanita yang cantik, tapi dia memancarkan sorot pandangan yang ceria, senyumnya membuatmu akan bahagia melihatnya, kemudian kamu akan membalas senyuman itu. Sarah, wanita ini datang bagai malaikat tak bersayap menyelamatkan seorang pria yang jatuh karna tersakiti oleh cinta. David tak pernah menduganya, wanita pendiam inilah yang meloloskannya dari kematian rasa. David hampir saja menyerah dalam menjalani hidup, pikirannya buntuh, didepannya terdapat jurang yang dalam kemudian dia hampir jatuh kedalamnya. Kini, sarah membangun sebuah jembatan dengan senyum cerianya disana.
Sarah, wanita yang tak pernah merasakan bagaimana memiliki sesosok pacar. Dia jarang berbicara jika berkumpul dengan teman-teman, dia hanya mendengarkan. Dia mendengar dengan menatap setiap orang yang berbicara, tatapannya carah dan bibirnya menunjukan bahwa dia senang mendengarkan. Karna terdapat senyuman kecil di bibirnya itu.
David pria yang patah hati, tiba-tiba diunjuk untuk berpasangan dengan Sarah dalam melakukan observasi di desa sekitar kabupaten lebak. Sebelumnya selama dan sampai semester 5 sekarang mereka belum pernah saling berbicara, hingga saat itu David datang menghampiri Sarah masih dengan menggunakan topi. Selain menutupi mata yang bengkak, dan tentu saja untuk menutup hatinya untuk wanita manapun.
“hai, kapan kita akan bergerak?” sapa David yang pasrah menjalani observasi dengan mahasiswa yang pendiam ini. Tapi sarah bukan mahasiswa yang bodoh, karna dia mendapatkan beasiswa sejak semester 3 karna IPKnya yang mencapai diatas rata-rata. Terkadang jika dia berbicara bahasanya sangat sulit dimengerti dan terbilang cukup berat. Hingga dia bosan dan malas untuk berbicara dengan orang yang tak mengerti bahasanya. “sesungguhnya kekuatan itu terletak pada prestasi kerja. Oleh karena itu, janganlah engkau tangguhkan pekerjaan hari ini hingga esok, karena pekerjaanmu akan menumpuk, sehingga kamu tidak tahu lagi mana yang harus dikerjakan, dan akhirnya semua terbengkalai” jawab Sarah yang kemudian tersenyum menatap David. Davit mengangguk “entar kamu message aku dinomor ini, katakan kapan kamu punya waktu untuk mendiskusikan observasi ini” sambil mengambil sebuah penah di dalam tasnya kemudian mencatat nomer handphone di notes Sarah yang tergeletak di atas  pangkuannya. Kumudian David bergegas meninggalkan Sarah, entah kemana perginya. Ketika sarah mengangkat kepala sedari menyalin nomer handphone David, dia lenyap seakan terbawa angin.
“aku selalu ada waktu, jika mau mendiskusikan sekarang aku tunggu didepan musolah selesai zuhur” massage itu mengejutkan David yang baru saja bergegas pulang menggunakan vespa GTS 300 super. Dia harus kembali lagi masuk dan memarkirkan motornya didalam kampus untuk menemui Sarah. “wanita freak, aneh, kenapa tadi dia tidak langsung saja mengatakannya kalau sekarang dia punya waktu? Kenapa SMS secepat itu? Bodoh!!!” gumam David diselang perjalanan memarkir motor.
Setelah sholat zuhur, David sudah nampak didepan musolah sambil duduk memainkan handphone. “hei, kamu gk sholat dulu?”sapa Sarah ramah. “dimana kita akan mendiskusikannya?” david memotong pembicaraan. “mmm bisa sambil makan siang di tempat yang ada WIFInya biar kita sekalian bisa mencari tau lokasi serta keadaan penduduk di sana tidak?” sarah terdengar excited dalam menjalankan observasi ini bersama David. David yang sedari tadi menunduk dan tidak menatap mata Sarah, kini pertama kalinya dia menatap sarah sambil mengangguk-angguk pelan dan membalas senyumannya.
Satu kemajuan untuk sarah membuat David tersenyum. Entah sudah berapa lama David tidak tersenyum, mungkin kurang lebih 4 bulan setelah tak sengaja mendengar ex girl friendnya berkata “David itu gampang ngeluarin duit buat aku, kemarin aja dia ngajak aku ke solo, pengeluarannya tuh hampir 3jt untukku, makanya nanti aja putusnya kalo dia sudah bangkrut karna aku” Faby bercerita di kantin kampus dengan notasi suara yang agak tinggi, wanita itu cukup ceroboh.
David dan Sarah sepakat untuk melakukan observasi di hari Kamis sepulang dari kampus. Sehingga mereka memiliki banyak waktu sampai minggu kembali pulang kejakarta. “ini akan menjadi perjalanan yang paling suntuk dalam hidupku, bertemu dengan wanita yang hanya bisa senyum kemudian kembali diam. Entah apa yang ada dipikiran wanita ini” gumam David didalam hati. Bagaimana David tidak berpikiran seperti itu? Sarah sama sekali diam membisu tanpa kata menatap layar terpaku. Hanya bola mata yang bergerak kesana kemari focus dengan apa yang akan dikerjakannya, dan jari tengahnya yang mendorong kesana kemari hexapad untuk menggerakkan pointer notebooknya. David berdiri dan ingin beranjak meninggalkan sarah, namun tangan kanan sarah tiba-tiba menarik selembar baju yang dikenakan David “hei, I got it” sambil menatap David dan kemudian tertawa kecil “lihat ini, rangkas jaya ibukota kabupaten lebak kita kesana dengan menggunakan kereta ekonomi dengan perjalanan 2jam dan tiket seharga Rp.2000. mereka memiliki 28 kecamatan, yang dibagi lagi atas 340 desa dan 5 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Rangkasbitung, yang berada dibagian utara wilayah kebupaten” David kembali duduk dan tersenyum menatap Sarah.
Sarah terus menerus membacakan apa yang ditemukannya didalam interconnected computer networks. Dan David tersenyum sambil menikmati secangkir kopi hangat. Entah apa yang dinikmati, kopi hangat disiang hari atau wajah Sarah yang memancarkan seribu kebahagiaan dari mata dan bibirnya kemudian seribu kebahagiaan itu kini akan dibagi untuk David. Kurasa itu cukup untuk menutup sakit yang dirasakan David setelah banyaknya uang yang telah diinvestasikan untuk Fabby sii cewek matre.
Hari yang ditunggu kini tiba, mereka terlihat begitu akrab hanya dengan sehari bersama ditempat diskusi. “hari ini kita akan mengarahkan segenap daya dan kemampuan yang ada dalam merealisasikan setiap pekerjaan yang baik” sarah membuka pembicaraan diperjalanan mereka menuju stasiun.
“hei kamu tau kisah angin? Udara yang bergerak diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Udara bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ketempat yang bertekanan rendah……” sepanjang perjalanan Sarah bercerita mengenai angin dan ketertarikannya terhadap angin. David hanya menatap Sarah dengan tatapan yang seakan jatuh kedalam hati Sarah. Wanita ini tiba-tiba menjadi pembicara yang sangat hebat, dia kini bisa dengan nyaman berbicara. Dia mendapatkan seseorang yang bisa mengerti setiap kalimat yang dituturkannya yaitu David. David juga menceritakan mengenai ketertarikannya kepada awan meskipun dia tidak dapat mendeskripsikan awan sebaik sarah mendeskripsikan angin.
Tiga hari menjalankan observasi, Sarah dan David merupakan pasangan observasi yang kompak. Mereka dapat menyelesaikan observasi mengenai desa sekitar kabupaten Lebak hanya dengan waktu yang cukup singkat. Mereka bekerjasama, saling mendengarkan dan saling memberi pendapat. Akhirnya ada satu hal yang dapat Davit mengerti, Sarah tak sependiam itu, dia hanya butuh teman yang mengerti dia, mendengarn kemudian bertukar pikiran dengannya dapat membuat David bisa mengenalnya. Sorot matanya, dan senyum kecilnya… Apa lagi yang kurang dari mereka?
Minggu, Jakarta. Diperjalanan David mengantar Sarah pulang kerumahnya “thank’s untuk tiga hari ini, aku harap kita akan selalu menjadi partner yang kompak, saling memberi rasa untuk berbagi suka, duka, pengetahuan dan apapun itu aku berharap kamu bisa disini bersamaku selama yang kita mampu” ucap David tanpa ragu sedikitpun. Sarah membisu selama beberapa menit, itu membuat David menunggu dengan perasaan yang was-was akan tanggapan Sarah. David sangat berharap bukan penolakan yang didapatkannya “aku tak ingin menjadi seperti Dewi Sanggalangit yang benyak memberikan persyaratan untuk pria yang ingin bersamanya, aku hanya ingin menjadi angin yang bisa berada diudara bersama awan” aku rasa itu bukan penolakan…
Yang mengikuti awan kemanapun dia pergi…

READ MORE - CERPEN : Mendengarkan untuk Mengenal