Aduh-aduh-aduh pusing tujuh keliling, tidak
pernah punya the real pacar, tugas kuliah numpuk, tidak punya uang, pengisi
hatipun sirnah”. Seandainya kalian bisa mendengar nyanyianku diatas, itu lagu
yang aku ciptakan sendiri. Aku akan memberikan judul “kekasih tak sampai”. Itu
konyol, judul lagunya tak singkron dengan dompet kosong, bahkan aku ini seorang
jomblo, meskipun bukan jomblo setia, karena kerap kali aku menjadi selingkuhan.
“hon, kamu
jangan SMS aku dulu ya?! Pacar aku curiga nih sama aku. Sampai aku sms kamu
lagi, love you”. Kira-kira begitulah isi SMS terakhir Herman 2 bulan yang lalu.
“oh… jadi
kamu cewek penggoda pacar aku? Jauhin gk pacar aku, atauuu..” sambil mengangkat
lengannya ingin memukulku. Tentu saja dicegat oleh pacarnya sendiri, Very pria
lain yang menjadikanku selingkuhannya. Enak ya jadi selingkuhan, pasti selalu
dilindungi. “oh jadi ini beb cewek yang jadi pacar kamu?” sahutku santai. “aku
sih gk level bersaing dengan gadis kampungan, dekil, pendek, jelek kayak kamu,”
aku melirik very dengan tatapan sinis, dia membalas dengan tatapan disappointed.
Sedangkan pacarnya? Tentu saja dengan red face dan marah. “tentu saja aku akan
menjauhi Very, setelah tau seleranya rendahan kayak kamu. Lagipula dia yang
mengajakku berkencan”. Dengan anggun aku berbalik badan dan berjalan
meninggalkan mereka. Kejadian itu tepat sehari setelah Herman mengirim ku SMS
diatas, dua bulan lalu. Bulan itu adalah bulan terberat tahun ini. Meskipun ada
beberapa pria lain yang mengajakku berkencan yang berakhir naas seperti itu
ditahun2 kemarin. Tapi Herman dan Very adalah favorite ku, karna tak pernah
memberiku barang, tapi cash money.
Pacar?
jangan tanyakan padaku mengapa aku tak punya pacar. mungkin akan ada diakhir
cerita, so keep read and enjoy haha
“kamu adalah
gadis yang cantik, sekolahlah yang benar, dan terus belajar”.
“Dear, ayah
so pround dengan prestasi2 mu”.
“Don’t stop
belajar kid”.
Ya kurang
lebih itulah kalimat yang aku ingat dari ayahku yang telah lama meninggal. “I’m
boring belajar ayah, aku tidak bisa menikahi fisika atau kimia. Bahkan memeluk
geografi, kecuali dengan guru-guru mata pelajaran tersebut. Tapi seleraku bukan
pria tua ayah. Mungkin ayah sudah melihatnya dari surga, aku tak lagi gadis
kutubuku, aku bosan belajar ayah, dan aku memiliki banyak pacar. sebenarnya
pacar orang lain.” Dan kalimat itulah yang aku ucapkan setiapkali ziarah.
Memutuskan
untuk menjadi selingkuhan pada umur 15 tahun itu tidak gampang, karna aku
melewati sebuah alasan yang membuatku memilih option tersebut.
“kamu akan
mendapatkan apapun yang kamu mau jika kamu terus belajar nak” sambil mengusap
punggungku. “I don’t think so mah! I can’t get boyfriend, can’t get bestfriend,
fun, holiday, I can’t breath”. Sambil menangis ku ungkapkan semua kekesalanku.
Bahkan mama ku tak bisa begitu jelas mendengear apa yang aku katakan, begitu
terisak. “why this happen to me?” mama bahkan bosan dengan pertanyaan itu.
“buka hatimu, kamu terlalu mengunci hingga tak ada orang yang bisa masuk.
Jangan biarkan ini kosong” sambil menunjuk dadaku, dan kemudian dia memelukku
erat. Aku tak bermaksud mengecewakannya, tapi aku hanya ingin lagi mendengarkan
apa kata hatiku. “aku pernah merasakan kecewa karna ditinggal ma, aku tak akan
membiarkan orang lain merasakan hal yang sama. Pergilah ma, pergilah dengan
pria yang telah menggantikan ayah, lupakan bahwa aku pernah dilahirkan”. “ayah
tak pernah tergantikan nak”. Suara hafasnya menghilang, langkah kaki tak pernah
lagi terdengar. 3 hari aku mengunci diri di rumah ayah yang jauh dari keramaian kota, ditengah2
kebun cengkih yang dia tinggalkan. Mama bahkan tak ingin mengurus kebun ini
untuk ayah, dan berencana menjualnya. Dia lebih memilih tinggal bersama pria
amerika itu.
Mamah tidak
seburuk itu, mungkin karena aku kesal kepada Tuhan dan takdirku, hingga aku
berpikiran buruk kepada semua orang seperti yang kalian baca barusan. Meskipun
terkadang dia lupa mengirim uang jajan seperti sekarang. Papa tiriku juga, dia
mengajakku tinggal bersamanya dan mamah di DC untuk berobat, bahkan uangnya
habis untuk obat2an yang aku minum hingga sekarang. Aku memutuskan menyetujui
menjual perkebunan ayah untuk membantu pengobatan, dan biaya kuliaih. Dan aku
lebih suka menghabiskan waktu sendirian di indonesia ini setelah difonis hidup
tinggal setahun pada umur 15. Dan memutuskan untuk menghabiskan waktu
bersenang2, mengganggu hubungan orang lain dengan menjadi selingkuhan. Yang aku
bingung mengapa aku masih hidup hingga sekarang berumur 21? Bahkan sudah menjadi
dishonest professional? Haha.
Arteri
koroner katanya. Ah bulshit dokter2 itu! Atau memang karena aku yang selalu
tertawa? Mungkin karena koleksi DVD Tom&Jerry yang selalu membuatku tertawa
dan tak pernah membuatku bosan? “Tertawa bahagia bisa memanjangkan umur” do you
believe that?
“rani, ini
fita dikelas kosmologi dan logika matematika. Kamu udah belum tugas yang
dikasih pak eduard?” suara dari telpon. “ya sudah. Kamu mau liat?” kataku tanpa
basa-basi. “yasudah, bagaimana kalau aku kerumah kamu?” jawabnya excited “kamu
sepertinya mahir dimata kuliah ini, tolong ajari aku ya.. kayaknya aku salah
masuk jurusan deh, semuanya gk ngerti, padahal aku Cuma pintar dibidang fisika
dan matematika, aku pikir astronomi itu indah, ternyata sulit… bla…bla… bla… ”
oceh-nya cepat. Aku terdiam sejenak, mengingat yang dikatakan mama “buka
hatimu,” like a song you know? By armada hahaha lagi. Aku memikirkan kalimat
yang pas untuk tidak membuatnya kecewa atau menganggap aku ini sombong akan
prestasi dikampus “maaf ran, aku sedang gk dirumah, aku kirim email aja ya?”
aku tak ingin membuka hatiku. Sama sekali gk ingin membuat mereka merasa
kehilangan sekalipun itu wanita, atau pria. “mm.. ywdh deh. Lainkali boleh gk?”
tanyanya “sms aja alamat emailnya, dah” tuut…tuut…tuut… putus, memotong
pembicaraan. Huftttt…
Terkadang
aku merasa bingung dengan prinsip itu. Aku bahkan belum di izinkan untuk mati.
Tapi aku masih saja takut membuka pintu hati ini bahkan untuk seorang teman.
Mungkin karena aku merasa ajalku sudah sangat dekat, sedang membuntutiku. Aku
takut ketika malam tiba, meskipun aku bisa melihat bintang yang bertaburan nan
indah yang selalu aku tunggu-tunggu dikala siang, tapi aku tak ingin tidur dan
tak bisa bangun lagi dipagi hari.
Mungkin aku
akan hidup dengan prinsip itu meskipun itu membuat aku terkekang seumur hidup.
Dari pada harus membuat orang-orang terdekat kecewa karna kehilangan seperti
kecewaku kehilangan ayah. Kapan aku akan mati Tuhan? Prinsip itu perlahan telah
membunuhku.
Well setelah menulis cerita ini, aku akan
memutar seri “Heavenly puss” Tom & Jerry. Cerita itu tak pernah membuatku
bosan :D