Get Money

 

19 Jun 2012

CERPEN : Mendengarkan untuk Mengenal

Tidak akan ada lagi air mata, senyuman didalam tangis, waktu yang terbuang karna lamunan, atau topi  untuk menutupi bengkaknya mata karena menangis semalaman. Sumuanya sudah berlalu karna hadirnya sesosok wanita dihidupnya. Bukan wanita yang cantik, tapi dia memancarkan sorot pandangan yang ceria, senyumnya membuatmu akan bahagia melihatnya, kemudian kamu akan membalas senyuman itu. Sarah, wanita ini datang bagai malaikat tak bersayap menyelamatkan seorang pria yang jatuh karna tersakiti oleh cinta. David tak pernah menduganya, wanita pendiam inilah yang meloloskannya dari kematian rasa. David hampir saja menyerah dalam menjalani hidup, pikirannya buntuh, didepannya terdapat jurang yang dalam kemudian dia hampir jatuh kedalamnya. Kini, sarah membangun sebuah jembatan dengan senyum cerianya disana.
Sarah, wanita yang tak pernah merasakan bagaimana memiliki sesosok pacar. Dia jarang berbicara jika berkumpul dengan teman-teman, dia hanya mendengarkan. Dia mendengar dengan menatap setiap orang yang berbicara, tatapannya carah dan bibirnya menunjukan bahwa dia senang mendengarkan. Karna terdapat senyuman kecil di bibirnya itu.
David pria yang patah hati, tiba-tiba diunjuk untuk berpasangan dengan Sarah dalam melakukan observasi di desa sekitar kabupaten lebak. Sebelumnya selama dan sampai semester 5 sekarang mereka belum pernah saling berbicara, hingga saat itu David datang menghampiri Sarah masih dengan menggunakan topi. Selain menutupi mata yang bengkak, dan tentu saja untuk menutup hatinya untuk wanita manapun.
“hai, kapan kita akan bergerak?” sapa David yang pasrah menjalani observasi dengan mahasiswa yang pendiam ini. Tapi sarah bukan mahasiswa yang bodoh, karna dia mendapatkan beasiswa sejak semester 3 karna IPKnya yang mencapai diatas rata-rata. Terkadang jika dia berbicara bahasanya sangat sulit dimengerti dan terbilang cukup berat. Hingga dia bosan dan malas untuk berbicara dengan orang yang tak mengerti bahasanya. “sesungguhnya kekuatan itu terletak pada prestasi kerja. Oleh karena itu, janganlah engkau tangguhkan pekerjaan hari ini hingga esok, karena pekerjaanmu akan menumpuk, sehingga kamu tidak tahu lagi mana yang harus dikerjakan, dan akhirnya semua terbengkalai” jawab Sarah yang kemudian tersenyum menatap David. Davit mengangguk “entar kamu message aku dinomor ini, katakan kapan kamu punya waktu untuk mendiskusikan observasi ini” sambil mengambil sebuah penah di dalam tasnya kemudian mencatat nomer handphone di notes Sarah yang tergeletak di atas  pangkuannya. Kumudian David bergegas meninggalkan Sarah, entah kemana perginya. Ketika sarah mengangkat kepala sedari menyalin nomer handphone David, dia lenyap seakan terbawa angin.
“aku selalu ada waktu, jika mau mendiskusikan sekarang aku tunggu didepan musolah selesai zuhur” massage itu mengejutkan David yang baru saja bergegas pulang menggunakan vespa GTS 300 super. Dia harus kembali lagi masuk dan memarkirkan motornya didalam kampus untuk menemui Sarah. “wanita freak, aneh, kenapa tadi dia tidak langsung saja mengatakannya kalau sekarang dia punya waktu? Kenapa SMS secepat itu? Bodoh!!!” gumam David diselang perjalanan memarkir motor.
Setelah sholat zuhur, David sudah nampak didepan musolah sambil duduk memainkan handphone. “hei, kamu gk sholat dulu?”sapa Sarah ramah. “dimana kita akan mendiskusikannya?” david memotong pembicaraan. “mmm bisa sambil makan siang di tempat yang ada WIFInya biar kita sekalian bisa mencari tau lokasi serta keadaan penduduk di sana tidak?” sarah terdengar excited dalam menjalankan observasi ini bersama David. David yang sedari tadi menunduk dan tidak menatap mata Sarah, kini pertama kalinya dia menatap sarah sambil mengangguk-angguk pelan dan membalas senyumannya.
Satu kemajuan untuk sarah membuat David tersenyum. Entah sudah berapa lama David tidak tersenyum, mungkin kurang lebih 4 bulan setelah tak sengaja mendengar ex girl friendnya berkata “David itu gampang ngeluarin duit buat aku, kemarin aja dia ngajak aku ke solo, pengeluarannya tuh hampir 3jt untukku, makanya nanti aja putusnya kalo dia sudah bangkrut karna aku” Faby bercerita di kantin kampus dengan notasi suara yang agak tinggi, wanita itu cukup ceroboh.
David dan Sarah sepakat untuk melakukan observasi di hari Kamis sepulang dari kampus. Sehingga mereka memiliki banyak waktu sampai minggu kembali pulang kejakarta. “ini akan menjadi perjalanan yang paling suntuk dalam hidupku, bertemu dengan wanita yang hanya bisa senyum kemudian kembali diam. Entah apa yang ada dipikiran wanita ini” gumam David didalam hati. Bagaimana David tidak berpikiran seperti itu? Sarah sama sekali diam membisu tanpa kata menatap layar terpaku. Hanya bola mata yang bergerak kesana kemari focus dengan apa yang akan dikerjakannya, dan jari tengahnya yang mendorong kesana kemari hexapad untuk menggerakkan pointer notebooknya. David berdiri dan ingin beranjak meninggalkan sarah, namun tangan kanan sarah tiba-tiba menarik selembar baju yang dikenakan David “hei, I got it” sambil menatap David dan kemudian tertawa kecil “lihat ini, rangkas jaya ibukota kabupaten lebak kita kesana dengan menggunakan kereta ekonomi dengan perjalanan 2jam dan tiket seharga Rp.2000. mereka memiliki 28 kecamatan, yang dibagi lagi atas 340 desa dan 5 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Rangkasbitung, yang berada dibagian utara wilayah kebupaten” David kembali duduk dan tersenyum menatap Sarah.
Sarah terus menerus membacakan apa yang ditemukannya didalam interconnected computer networks. Dan David tersenyum sambil menikmati secangkir kopi hangat. Entah apa yang dinikmati, kopi hangat disiang hari atau wajah Sarah yang memancarkan seribu kebahagiaan dari mata dan bibirnya kemudian seribu kebahagiaan itu kini akan dibagi untuk David. Kurasa itu cukup untuk menutup sakit yang dirasakan David setelah banyaknya uang yang telah diinvestasikan untuk Fabby sii cewek matre.
Hari yang ditunggu kini tiba, mereka terlihat begitu akrab hanya dengan sehari bersama ditempat diskusi. “hari ini kita akan mengarahkan segenap daya dan kemampuan yang ada dalam merealisasikan setiap pekerjaan yang baik” sarah membuka pembicaraan diperjalanan mereka menuju stasiun.
“hei kamu tau kisah angin? Udara yang bergerak diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Udara bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ketempat yang bertekanan rendah……” sepanjang perjalanan Sarah bercerita mengenai angin dan ketertarikannya terhadap angin. David hanya menatap Sarah dengan tatapan yang seakan jatuh kedalam hati Sarah. Wanita ini tiba-tiba menjadi pembicara yang sangat hebat, dia kini bisa dengan nyaman berbicara. Dia mendapatkan seseorang yang bisa mengerti setiap kalimat yang dituturkannya yaitu David. David juga menceritakan mengenai ketertarikannya kepada awan meskipun dia tidak dapat mendeskripsikan awan sebaik sarah mendeskripsikan angin.
Tiga hari menjalankan observasi, Sarah dan David merupakan pasangan observasi yang kompak. Mereka dapat menyelesaikan observasi mengenai desa sekitar kabupaten Lebak hanya dengan waktu yang cukup singkat. Mereka bekerjasama, saling mendengarkan dan saling memberi pendapat. Akhirnya ada satu hal yang dapat Davit mengerti, Sarah tak sependiam itu, dia hanya butuh teman yang mengerti dia, mendengarn kemudian bertukar pikiran dengannya dapat membuat David bisa mengenalnya. Sorot matanya, dan senyum kecilnya… Apa lagi yang kurang dari mereka?
Minggu, Jakarta. Diperjalanan David mengantar Sarah pulang kerumahnya “thank’s untuk tiga hari ini, aku harap kita akan selalu menjadi partner yang kompak, saling memberi rasa untuk berbagi suka, duka, pengetahuan dan apapun itu aku berharap kamu bisa disini bersamaku selama yang kita mampu” ucap David tanpa ragu sedikitpun. Sarah membisu selama beberapa menit, itu membuat David menunggu dengan perasaan yang was-was akan tanggapan Sarah. David sangat berharap bukan penolakan yang didapatkannya “aku tak ingin menjadi seperti Dewi Sanggalangit yang benyak memberikan persyaratan untuk pria yang ingin bersamanya, aku hanya ingin menjadi angin yang bisa berada diudara bersama awan” aku rasa itu bukan penolakan…
Yang mengikuti awan kemanapun dia pergi…

2 komentar: