Di sore itu, seorang gadis dengan pipi merona duduk terpojok
sambil membasahi pipinya yang sedikit tembem. Dia menangisi seseorang yang dia
tau akan meninggalkannya. Mungkin belum sekarang pikir gadis itu, tapi suatu
saat nanti dia yakin pria yang berstatus pacarnya itu akan meninggalkannya.
Terdengar isakkan tangisnya semakin kencang, dia memikirkan apa yang akan
terjadi nanti kalau dia ditinggalkan. Semua itu dia ketahui dari sebuah
jejaring social yang menunjukkan sesuatu yang mencurigakan milik Alex pacar
dari Aii pasangan yang sama-sama berusia 18 tahun. Di sana Aii menemukan sebuah
percakapan Alex dengan temannya yang mengatakan bahwa Alex tidak benar-benar
mencintai Aii. Itu adalah sebuah pernyataan yang cukup jelas bagi Aii untuk
mengetahui bahwa Alex akan meninggalkannya.
Dering handphone Aii
berbunyi, dia menghapus kedua airmatanya kemudian mulai mengangkat telpon.
“Hallo” sapa Aii dengan suara yang terdengar masihlah lesuh. “Aii, kamu udah
siap-siap?” kata-kata itu membuat Aii ingat bahwa hari ini Alex mengajaknya
makan malam bersama keluarga Alex. “ya ampun sayang aku belum mandi” sambil
berdiri dan bergegas menuju kamar mandi. “yasudah, gk usah buru-buru sayang,
ini juga masih jam 5 sore” jawab Alex menenagkan pacarnya yang terdengar sedang
terburu-buru.
Mereka berdua adalah
pasangan yang sangat harmonis, jarang sekali terdengar mereka berkelahi,
bercekcok atau semacamnya. Aii adalah gadis dengan wajah yang manis dan Alex
pun tidak kalah manisnya. Mereka berdua telah menghabiskan waktu 8 bulan untuk
pacaran dan sekarang Aii di ajak Alex untuk dikenalkan kepada orang tuanya.
Tepat jam 6.30 sehabis
magrib Aii di jemput Alex, Aii sebenarnya masih menyimpan sebuah kekesalan dari
apa yang dia baca tadi siang. Tapi Aii tidak mau merusak suasana yang harmonis
ini untuk yang pertama kalinya. Mereka menuju rumah Alex dan sampai tepat pada
pukul 7.00 dimana keluarganya sudah mulai berkumpul dan berbincang-bincang di
meja makan menunggu kedatangan Alex. “sayang, aku gugup” berbisik dan tersenyum
manis kepada keluarga Alex yang menyambut hangat kedatangan Aii. “tenang aja
sayang, mereka pasti suka kok pilihan Alex” sekali lagi Alex menenangkan Aii.
Malam itu adalah malam
yang menyenangkan, mereka bercerita akrab sekali seakan-akan Aii sudah lama
dikenal keluarga Alex. Namun tetap saja tulisan itu tidak sekalipun hilang
dalam ingatan Aii. Aii berada didalam posisi kemunafikan dimana dia harus
tersenyum didalam kehancuran yang membuatnya bingung dan bertanya-tanya “untuk
apa semua ini jika kamu akan meninggalkan ku?”. Namun sekali lagi Aii tidak mau
merusak suasana makan malam yang mengasikkan.
Makan malam dan
perbincangan telah usai dan kurang lebih jam 9 Alex mengantar Aii pulang.
Seperti biasa, Aii akan mencium tangan pacarnya dan berkata “hati-hati sayang,
jangan ngebut” tapi bukan itu yang keluar dari mulut Aii.
“Apa kamu mencintai ku?”
dengan suara yang bergetar, dan mata yang berembun. Alex menatap Aii heran dan
menjawab “tantu saja sayang”. “tapi kamu mau ninggalin Aii…” air matanya tidak
tertahan lagi, Aii menjatuhkan dompet yang dia pegang dan menunduk menutupi
wajahnya yang basah dengan air mata. Alex turun dari motor dan memeluk Aii,
“hei, hei ada apa ini?” bertanya-tanya. “Aii baca pesan kamu, kamu Cuma mainin
Aii kamu gk cinta sama Aii” sambil menangis dia mencoba berbicara. Alex mulai
berpikir dan mulai mengerti apa yang dimakud dari ucapan Aii. “untuk apa semua
ini? Untuk apa Alex kenalin Aii sama keluarga kalo nantinya mau ninggalin Aii?
Alex jangan nunggu lama lagi, sekarang aja.. jika lebih lama lagi, Aii akan
semakin sakit” Aii mulai meronta dan melepaskan pelukan Alex. Kini Aii masuk
kedalam rumahnya sambil berlari. “pulanglah… sampai mendapatkan jawaban untuk
pertanyaanku jangan pernah menemuiku”.
Kemudian Alex tidak
pernah ada kabar, dan Aii terus saja menunggu. Dalam penantiannya dia terus
saja membaca pesan percakapan Alex dan kawannya yang berisi:
“hay lex, kamu benar
berpacaran dengan Aii?” Tanya Donita wanita yang sempat dekat dengan Alex. Dia
wanita yang kaya dan berbadan sexy. Kakinya sangat indah sehingga dy senang
mengunakan celana pendek dan rok mini. Tapi sayang sekali, berkali-kali dia
ikut casting berkali-kali pula di tolak. Kulit wajahnya yang merona merupakan
kelebihannya, dan sayang Aii lebih dulu memikat hati Alex. Aii bukanlah gadis
Kaya, hidupnya sederhana dan apa adanya. Wajahnya enak dipandang meskipun
kadang 1 jerawat datang merusak pemandangan, pinggul Aii yang besar, membuat
aii tidak cocok menggunakan rok mini atau celana ketat. Rambutnya pun tidak
rapih dan hampir selalu diikat, dia hidup bersama kakak laki-lakinya yang
memiliki profesi yang sama dengannya yaitu kuliah. Pesona, perilaku Aii yang
perhatian terhadap siapapun membuat gadis yang satu ini banyak di sukai
kawan-kawannya. Percakapan Alex selanjutnya adalah:
“ah, ngegosip aja kamu”
jawab Alex. “tapi benerkan gossip aku?” kembali Donita melontarkan pertanyaan.
“aku gk benar-benar cinta kali sama Aii, cuma iseng aja pacaran sama Aii”
kalimat itulah yang dilontarkan oleh Alex untuk sebuah pertanyaan yang konyol.
Beberapa minggu Aii menunggu dan hanya bisa meneteskan airmata jika membaca
pesan tersebut, selanjutnya Aii mulai bosan dan membuka pikirannya “jika dia
tidak mau mengakui aku sebagai pacarnya, seharusnya dia tidak perlu
menjawabnya, tidak perlu mengatakan bahwa dia tidak mencintaiku! Setiap hari
dia selalu mengatakan cinta dan sekarang karena gengsinya dia tidak mau
mengakuinya” itulah yang kini ada di benak Aii. Hanya karna Aii dari keluarga
yang sederhana, sehingga dia tidak mau mengakui gadis yang berparas manis itu.
Disitulah titik terang majunya kehidupan seorang gadis yang sedang patah hati.
Aii kembali membuka dirinya dan mendapatkan kembali pacar yang kaya.
“Sekarang entah sakit
apa yang akan didapatkan ku lagi” pikir Aii yang tidak kapok memacari cowok
kaya.