Pagi
ini terlihat begitu jelas senyum ku di cermin, yang terpampang disamping lemari
bajuku. Rambut yang entah sedari kapan tercompangcamping tidak aku benahi. Aku
hanya bergegas kekamar mandi menyambar sebuah sikat gigi dan odol kemudian
memperkerjakan kedua benda itu didalam mulutku. Aku menuju dapur yang begitu
berantakan dan memalingkan pandanganku pada tumpukan pakaian kotor yg tak ku
cuci sedari bulan lalu. Ditengah2 liburan semester genap ini aku tetap
menjalankan kesibukan dikontrakan tempat aku tinggal sedari masuk kuliah
setahun yg lalu. "I hate u now, so go away from me, your gone so long i
can do better I can do better" song by :AvrilLavigne
lagu
itu berulang lagi sampai aku berlari mematikan nadadering itu "hallo,
aba" tidak terdengar suara apapun dari sana, kemudian aku kembali
mengatakan 2 kata yang sama
"hallo
Luka, kamu dimana? Aba sudh mengirimkan uang sekolah tadi pagi lewat ATM kamu,
hari ini kamu pergi kerumah tante kamu ya, ajak aa kamu, kamu sedang apa
disana" dia berbicara tanpa henti seakan dia tau kalau aku
mendengarkannya. Dia sangat mengenalku sebagai anaknya yg paling penurut,
hingga aku tidak akan melakukan kegiatan SMA apapun jika dia tak mengijinkan,
misalnya pramuka kegiatan yg aku suka.
"Ia
aba, luka sedang mencuci baju" "yasudah, aba sedang perjalanan pulang
ini. Oh ia satu lagi," Entah kenapa kali ini aku memiliki firasat buruk
akan apa yg akan dikatakannya. "Berhentilah berhubungan dengan damai, hei
carilah pria yang lebih baik dari aba, agar bisa menunjang keluargamu kelak,
kenapa harus dengan pria tukang pukul seperti aba dulu? Ingat, jaga jarak dan
jangan sampai aba dengar kamu diantar damai ke rumah tante, ajak saja a'a kamu.
yasudah teruskan saja kerjamu" tut tut tut...
Aku
terdiam dengan memegang Handphone yang masih berada di kuping kananku. Aku
berpikir keras, dari mana dia menilai damai sama sepertinya dulu yang tauran
disana sini ? Damai memanglah hidup dari lingkungan yg brutal di utara dan dia
masih belum tamat iqro 4 sampai sekarang berumur 19, tapi dialah damaiku. Damai
yang selalu ada untuk luka-lukaku. Menjaga ku, memelukku dan tersenyum untukku.
Dan kemudian aku tau apa yang harus aku lakukan, aku tak perlu lagi menuruti
kemauan mereka. Dan melalui ini berdua, karna ku tau, aku tanpa damai akan sama
seperti namaku it’s so hurt.
greats putri
BalasHapusengine of creations =D
:) Thanks ya udah mampir.. jgn bosen ya hehehe :D
Hapusiya :D
BalasHapusditunggu karya lainnya lagi putri