Get Money

 

31 Okt 2012

CERPEN : Her First Love Story

This is her first love story.. dear diari, hari ini tepat pukul 00.01 20 September 2007 aku berulang tahun, kamu mau kasih aku apa diari?? Mmm, kamu hanya cukup setia saja bersamaku, masih mau mendengarkan coretan-coretan keseharianku, itu udah cukup kq. Diari, aku mau Make a wish nih dihari ultahku yang ke 14 ini. Glow tiba-tiba terdiam seakan memikirkan permintaan apa yang bagus untuknya. Gadis kelas 3 SMP ini cukup lama terdiam, dia membolak-balikkan helai demi helai kertas yang tersusun rapih menjadi sebuah buku diari yang slalu menemani malam2nya itu, yang hampir penuh dengan coretan-coretan perasaan remaja labil pada umumnya.
                “Diari, aku tak menemukan satupun kisah mengenai seorang pangeran didalammu”. Glow tidak mencatat, dia berbicara seolah buku diarinya hidup. Glow kembali pada halamnnya tadi dan kembali menulis memenuhi isi buku diarinya itu. How long I thing diari? Hihi aku hanya memikirkan my beauty request for God. Make a wish ku “semoga saat SMA nanti aku bisa mendapatkan seorang pangeran yang bisa mengajariku apa itu rasa cinta, dan aku ingin Tuhan memberikan aku satu-satunya yang terbaik untuk selamanya didalam hati ini” Amen. Glow kemudian menutup buku diarinya dan bergegas untuk tidur. Selama SMP, dia hanya sibuk menghabiskan waktunya untuk olahraga dan hangout bersama sahabat-sahabatnya, hampir tidak ada waktu menoleh pria yang beberapa kali ingin mendekatinya.
***
                A long moment setelah make a wish…
                *Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA* Ferly, gimana rambut aku, udah lucu belum? Sambil merapihkan rambutnya di WC New schoolnya. “Aku gugup Ferly”, Glow menggegam tangan sahabatnya Ferly. “Udah santai aja”, jawab Ferly sambil menarik Glow menuju kelas orientasi. Sebagai murid baru, Glow sangat bersikap manis saat orientasi. Siswa orientasi ditangani oleh beberapa kakak-kakak OSIS, 1 kelas terdapat 4 OSIS yang menjaga. Para siswa orientasi termasuk Glow yang masih beradaptasi dengan teman-teman baru, menunggu kakak OSIS masuk kekelas mereka dan memberikan mereka orientasi.
”Shhhht kakak kelas datang”, teriak salah satu siswa baru dikelas. Masuklah beberapa senior, pandangan siswa baru menatap beberapa senior mereka memperhatikan sambil mengingat wajah seniornya. Beda halnya dengan Glow, dia hanya terpaku pada satu senior. Sepertinya aku kenal dengan kakak itu? Wajahnya familiar, dalam benak Glow.  Senior itupun menatap Glow dengan pandangan yang sama dengan Glow, kemudian berjalan menuju Glow yang duduk dibangku terdepan dan lebih memperhatikan wajah gadis ini sambil menunduk dan mendekatkan wajahnya kehadapan Glow yang sedang menahan nafasnya karena tegang. “iia, wajah kamu seperti sepupu aku yang sekolah di utara”, Juno kembali berdiri tegak dan kembali berdiri di depan sambil masih memandang Glow dan tersenyum. Sedangkan Glow? Legah membuang nafas yang sedari tadi dia tahan, dia hampir tak bisa bernafas tadi.
Dear Diari, malam ini yang ada dibenak aku hanya wajah Ka’ Juno, aku tak ingin memikirkannya tapi yang tadi pagi itu adalah hal yang cukup menegangkan dan menusuk kedalam memori otakku. Oh God, semoga tidurku malam ini tak akan ada dia didalam mimpiku. Amen.
aaaaarrrggghhhh Mamaaaaah” teriak Glow yang hampir saja kebablasan tidur sampai siang, dia bangun dan menyambar handuk kemudian bergegas pergi kesekolah berharap tidak di hukum karena terlambat datang orientasi. “maaf ka’ aku kesiangan karna mimpiin kakak” Glow tiba-tiba keceplosan akan alasannya dia bangun telat dihari kedua orientasi. Dengan wajah Glow yang lagi-lagi tegang, bukan karena terlambat, tapi karena terlalu jujur akan mimpinya itu. “yasudah ayo cepat menuju bangku mu”. Hari ini ada lagi yang membuat dia terkesan akan Ka’ Juno.
Hari ketiga Mos, mereka harus memberikan surat kepada salah 1 kakak OSIS yang mereka suka. sebelumnya saat pemberitahuan dihari kedua Ospek “jangan berikan surat padaku ya adik-adik, nanti ada yang marah” teriak ka Juno memberitahukan bahwa dia telah memiliki sang pacar. “eh, Glow kita mau kasih surat ke siapa nih?” Fearly menyenggol Glow yang saat itu sedang berpikir keras. “yaudah kasih buat ka Juno aja, tapi aku takut nanti pacarnya marah” sahut Glow dengan nada suara manjanya. “mungkin dia Cuma bercanda kali, yasudah, aku kerumah kamu ya sekalian bungkus parzel coklat buat kakak Juno”, Glow mengangguk. Fearly dan Glow adalah sahabat sejak TK, mereka melakukan apapun dengan berbarengan sejak mereka SD, sampai menulis surat cinta pun kepada orang yang sama. Namun Glow memiliki cara sendiri untuk isi dari suratnya.
dear diari, aku menulis surat untuk Ka’ Juno sejak jam 5sore sampai sekarang jam 11malam, kamu lihat diari apa yang dilakukan kakak kelas itu padaku hingga seluruh kamarku penuh dengan sobekan kertas, dan dia membuat aku melewatkan makan malam keluarga. Aku harap dia akan putus dengan pacarnya setelah membaca surat cintaku untuknya.”
*Hari ke 3 ospek*
Saatnya pemberian parzel, “fearly, dikelas hanya kita berdua yang memberikan surat pada ka’ Juno”, “iia kamu benar, yasudah semoga ka juno tidak mengenal nama kita” sahut fearly sambil berbisik. “fear, ka’ juno membuka surat lo”, “mati gw” sahut fearly lagi sambil menunduk dan menutup wajahnya. Sepertinya suratku gk dibaca, benak Glow. “Glow, yang itu gw tau punya lokan???” fearly mengangkat dahunya. “ha” deg, deg, deg “gw kumat fearl” ucap Glow sambil memegang tangan fearly dan menarunya di dada, menunjukkan apa yang terjadi dengan detak jantungnya.
Dear ka Juno, sebenarnya aku tidak ingin mirip dengan saudaramu, aku lebih ingin menjadi mimpimu yang menjadi kenyataan. Seperti kakak yang adalah pangeran dalam mimpiku semoga menjadi kenyataan kau bisa bersama Pangeran Juno. Semga kakak bisa putus dengan pacar kakak J
“dia hanya tersenyum melihat surat mu Glow, dia tidak membacanya”. “dia membacanya Fearly, suratnya hanya 5 baris 1 paragraf hahaha” sahut glow tersenyum.
20 OSIS berdiri didepan Aula dan bersiap untuk acara penutupan MOS. 20 OSIS mempersiapkan tamparan untuk siswa2 baru “fear, ini betulan kita ditampar??”, “dari baris depan sih, terlihat benar-benar ditampar Glow”, glow membuang nafas beratnya. Barisan antrian terus melaju dan Glow masih saja menundukan kepala sambil memegang pipinya yang kesakitan dan sambil menghitung tamparan yang melekat dipipinya. “15, awww 16, 17, 18 duuuhhh , 19 huhuhu” terhenti sejenak, Juno memegang kedua pipi Glow dan mengangkatnya perlahan saling memandang. Tatapan Glow yang berkaca-kaca karna kesakitan berubah menjadi tatapan harapan. “udah sana menuju barisan, yang ngantri masih panjang tuh” ujar Juno sambil mengelus-elus pipinya. Dia tidak menamparku? Aku pikir dia marah karna surat cinta itu. Benak Glow didalam hati dengan iringan detak jantung yang berdebar sangat kencang.
***
                Sesi perkenalan dengan tamparan berlalu, waktunya pulang dan beristirahat sebelum memulai belajar besok lusa. Siswa orientasi dinyatakan resmi menjadi siswa Senior High School Jakarta. Para siswa baru yang beranjak pulang sambil berbondong-bondng menuju gerbang terlihat sibuk mengobrol dengan teman-teman baru mereka, begitu juga dengan Glow. “hahaha, mukanya ngenesin banget ya??” canda Glow, kemudian entah apa yang membuat otaknya merangsang pergerakan kepala dan tatapannya beralih dari Fearly, menatap kedua siswa di depannya yang salah satunya tak asing baginya “iia Glow, siapa sih nama kakak itu??? Glow?? Glow???” Fearly menyenggol Glow yang sedang memperhatikan kedua siswa yang berjalan sangat mesra sambil bergandengan tangan. “oh… itu pacarnya Ka’ Juno ya??? Cantik ya?” ujar Fearly mengatakan hal dengan rasa tak berdosanya itu sambil menatap mimik wajah Glow yang tiba-tiba berubah menjadi sangat sedih. “Glow, lu kenapa???” Fearly memeluk  Glow yang mulai terseduh seakan tak sanggup lagi melangkahkan kakinya menuju pulang. Fearly menatap Ka’ Juno yang berjalan berlalu di antara ratusan siswa yang akan pulang.

Dan aku? Masih memendam perasaan suka ku kepada ka’ Juno dan masih menunggunya putus dengan pacarnya. Deary, aku berharap bisa mendapatkan kesempatan itu atau buatlah aku tak memikirkannya dan menghapus perasaan sukaku kepada ka’Juno. Jika aku tak memiliki kesempatan itu, tunjukan pada ku bahwa dia bukan pangeran ku seperti didalam mimpiku waktu itu…
To be continue…
READ MORE - CERPEN : Her First Love Story