Get Money

 

21 Sep 2012

Biografi Singkat

Kali ini saya akan membahas mengenai biografi singkat of myself.
Terlahir dari pasangan yang bernama Chalid Dochmie dan Tita Melati. don't forget my Step Mother yang membesarkan saya Nekmah Bachmid. then, saya dianugrahi beberapa kata nama yaitu Dalilah Putri Saleh. Konon nama Dalilah diambil dari tokoh yang berpasangan dengan Samson yaitu Delilah, what ever. Oh I don’t know how, but itu cerita dari my momm, if it saleh, my grandfather's name and my last name putri taken from princess yang artinya perempuan. 
So, I was born on December, 19, 1993 di Bandung. I don’t know where, yang pastinya aku lahir dengan perfect secara fisik, I mean tidak kurang suatu apapun. Saat berumur 2 tahun, I left Bandung and berdomisili di Bekasi Utara. Tidak hanya sampai disitu, saat berumur 6thn I left Bekasi dan stay di North Sulawesi ±60km dari Manado Town. Disana pendidikan yang saya tempuh:
    ü  SD N 5 Amurang tahun 1999 – 2002
    ü  Madrasah Ibtidaiah tahun 2002 – 2005
    ü  SMP Aquino Amurang tahun 2005 – 2008
    ü  SMA N 1 Amurang tahun 2008 – 2011
Setelah menempuh pendidikan selama 12tahun, saya memilih untuk meneruskan study di Universitas Samratulangi di Manado Town. Namun Karena Alloh berencana lain, saya meninggalkan kota Manado dan Universitas untuk menetap di Jakarta Selatan bersama saudara saya dan melanjutkan study in college Bina Sarana Informatika tahun 2011 sampai dengan sekarang.
Nah itulah tadi biografi pendidikan singkat mengenai ku.. memperjelas, lihat biodata ku dibawah ini.. cekidot --> 
Name                                          : Dalillah Putri Saleh
Born                                            : Dec/1993/19 – Bandung
Domiciled                                 : Jakarta Selatan, Ulujami Raya –  
                                                         Pesanggrahan
Status                                        : not Married
Sport                                          : Basket
Favorite food                        : Mie Goreng
Favorite fruit                         : Pears, longan fruit
Genre Favorite Movie      : Romantic teen, Action, Horror, Comedy
Religion                                    : Moslem

READ MORE - Biografi Singkat

14 Sep 2012

SoftLens / Contact Lens untuk Gaya dan Terapi

A contact lens, or soft lens, adalah lensa yang diletakkan pada mata. Soft lens dianggap sebagai peralatan medis yang dapat dipakai dengan versi kosmetik atau terapi mata. Soft lens dapat dikategorikan dengan versi kosmetik karena sekarang soflens dapat memperindah mata kita dengan berbagai corak dan warna dari softlens itu sendiri. Sedangkan versi medis untuk terapi, softlens sama halnya dengan kaca mata - / +. Well, ini dia my cute faces yang lagi pake softlens.. cekidot








Pake softlens itu biking w pede alias percaya diri







But, must be diligent in cleaning to softlens friends. nah, ini mata asli ku, cekidot..



So, gimana guys? Tertarik dengan menggunakan softlens???



READ MORE - SoftLens / Contact Lens untuk Gaya dan Terapi

12 Sep 2012

CERPEN : Muna Hanya Bekerja

"Jelas-jelas aku sudah lelah dengan pekerjaan ini, mengapa kau tak bisa sedikitpun menghargai pekerjaanku? Kau malah mengacaukan semuanya!" Muna menggerutu sendiri, tidak menyesali kelelahannya, dia hanya ingin dipahami, diperhatiin dan dimengerti. Dia butuh beberapa hari absen untuk hari bermalas-malasannya. Tapi sayang sekali, dia tidak akan mendapatkannya! Kemudian tatapan muna kosong menatap dirinya sendiri dicermin, mengenakan daster putih lusuh "iia tuan" sahut muna berteriak seakan ada yg memanggilnya. "Jam berapa sekarang?" Dengan nada suara yg tinggi, tuan bertanya kepada muna, muna tak berani menunjukan dirinya yg sedari bangun pagi berdiam diri dikamar berlari menuju dapur "permisi, ini sudah jam 8, aku harus membuatkan kopi untuk tuan" dia pekerja yg baik dan pembuat secangkir kopi ala muna yg lezat dan harum itu. Dan berlari keruang kerja dokter, "ini tuan kopinya, maaf saya agak bangun telat karna anda membangunkanku setiap tengah malam untuk sesuatu yang kau sebut bekerja malam" menunduk.
"Oh, apakah itu masih terjadi muna? Saya tidak membangunkanmu semalam kamu tidur dengan nyenyak kata Rudy" sambil menggenggam ganggang cangkir dengan hati-hati dan menghirup kopi buatan muna. "Kamu pembuat kopi yg baik muna, aku senang dengan pekerjaanmu, pergilah kembali ke kamar" Dokter kemudian berdiri berjalan menuju pintu dan membukakan mempersilahkan muna untuk pergi, muna pergi dan berlalu. "Mengapa tuan tidak mau mengaku bahwa semalam dia meniduriku? Dan sepanjang malam2 kemarin dia selalu membangunkanku untuk hal itu?!! Ah, apakah disana ada nyonya? Haaaa? Nyonya akan curiga, dan akan membunuhku, dia akan mencabik-cabik wajahku dengan kukunya, dan menjambak rambutku dengan kencang, rasanya sangat sakit seperti dia akan membotakkan tambutku yang indah ini. Dia memang selalu iri padaku, iri akan kecantikanku, akan gerak-gerikku yang lemah lembut."
Muna mengambil sebuah sapu dan menyapu seisi ruangan yang disebutnya dengan rumah "muna, ini sudah dibersihkan tadi, bukankan kamu butuh hari untuk bermalas-malasan?" Rudy menghampiri muna yang dari seharian tadi tak kelar-kelar menyapu seluruh ruagan Rumah Sakit. "Aku sudah terlalu lama istirahat Rudy, sudah berapa lama aku disini? Dua tahun? Tiga tahun?" Muna seketika menghentikan pekerjaannya. "Kamu baru empat bulan muna" jawab Rudy petugas Rumah Sakit Jiwa yang menjaga muna. "Ini terasa begitu lama bagiku" muna kemudian meneteskan air mata. Dia merasa sedih dan sakit di hatinya. Rudy kemudian merangkul muna untuk kembali ke kamarnya. "Waktunya minum obat, yang botol putih.." "botol putih 3butir, botol kuning 5butir bukan?" Muna meneruskan. "Aku rasa kamu sudh akan sembuh dan kembali pulang"
Muna menatap wajahnya di sebuah cermin yang berada dikamarnya. Dia memegang wajahnya yang hancur akibat siraman minyak jelata panas. "Saya tidak akan pulang! Kamu tau wanita itu selalu saja cemburu dengan wajah dan tubuh saya, setelah dia merusak wajah saya dia akan merusak tubuh saya. Dan tuan??? Tuan yang menginginkan tubuh saya, malah membela istrinya!" Muna teriak menjerit dikamar mengingat apa yang telah terjadi padanya sebelum dia berada di Rumag Sakit Jiwa ini. Selama empat bulan ini dia sangat sering memberontak. Rudy kemudian memeluknya, mencoba menenangkannya dengan menyuntikan bius dari punggungnya.
"Tapi, sayalah pemenangnya. Sayalah yang kuat" kalimat terakhir yang dia ucapkan sebelum terlelap tidur karna bius. Munalah yang menang dalam pertengkaran hebat itu, tubuhnya yang lemah gemulai telah menunjukan betapa kuat apa yang tertanam dalam dirinya, sayang sekali batinnya tak mampu menahan tikaman yang ditancapkan kedua majikannya. Tuan yang setiap malam menidurinya dan nyonya yang menghancurkan wajahnya. Yang bisa dia lakukan, menancapkan kesakitan yang ia rasa tepat dijantung suami istri itu. Dengan pisau yang ada di genggamannya dia kemudian sadar bahwa dia telah membunuh kedua majikannya.
Di pagi setelah kejadian itu tepat pukul 5 pagi dia membersihkan tubuhnya, mandi dan melakukan pekerjaannya sehari-hari. Membersihkan rumah, membuat sarapan setiap pagi, tidak pernah telat membuatkan kopi dan membuat makan malam. Sedangkan mayat majikannya, dibiarkan saja membusuk di dapur. Sehari-hari dia bekerja di dapur melangkahi dan bahkan menginjakan kakinya pada kedua mayat majikannya. Matanya seakan buta, hidungnya seakan tak mencium bau mayat yang perlahan akan mencair itu.
Polisi mendapati muna setelah 5 hari kejadian itu, dia hanya sedang bekerja, mencuci baju di dapur yang tak jauh dari situ ada kedua mayat majikannya. Polisi mengefakuasi muna namun tak satupun informasi yang didapatkan mereka. Muna hanya tertawa, menjerit, dan berbicara sendiri. Hanya CCTV rumah itu yang dapat memberikn informasi akan tragedi muna. Mereka memfonis muna gila dan kejadian pembunuhan itu dianggap sebagai pembelaan diri muna dari siksaan kedua majikannya.
So, muna mungkin akan tetap di kamarnya dengan mengenakan daster putih yang lusuh itu sampai dia lupa ingatan, atau lupa akan bayangan masa lalunya yang terus menghantui malam2 dari tidur muna. Dia akan terus membuat secangkir kopi untuk Dokter yang dianggapnya sebagai majikannya, dan akan menyapu ruangan Rumah Sakit didampingi oleh Rudy. Dia hanya berkerja, ya, muna hanya bekerja.
READ MORE - CERPEN : Muna Hanya Bekerja

11 Sep 2012

CERPEN : Luka

Pagi ini terlihat begitu jelas senyum ku di cermin, yang terpampang disamping lemari bajuku. Rambut yang entah sedari kapan tercompangcamping tidak aku benahi. Aku hanya bergegas kekamar mandi menyambar sebuah sikat gigi dan odol kemudian memperkerjakan kedua benda itu didalam mulutku. Aku menuju dapur yang begitu berantakan dan memalingkan pandanganku pada tumpukan pakaian kotor yg tak ku cuci sedari bulan lalu. Ditengah2 liburan semester genap ini aku tetap menjalankan kesibukan dikontrakan tempat aku tinggal sedari masuk kuliah setahun yg lalu. "I hate u now, so go away from me, your gone so long i can do better I can do better" song by :AvrilLavigne
lagu itu berulang lagi sampai aku berlari mematikan nadadering itu "hallo, aba" tidak terdengar suara apapun dari sana, kemudian aku kembali mengatakan 2 kata yang sama
"hallo Luka, kamu dimana? Aba sudh mengirimkan uang sekolah tadi pagi lewat ATM kamu, hari ini kamu pergi kerumah tante kamu ya, ajak aa kamu, kamu sedang apa disana" dia berbicara tanpa henti seakan dia tau kalau aku mendengarkannya. Dia sangat mengenalku sebagai anaknya yg paling penurut, hingga aku tidak akan melakukan kegiatan SMA apapun jika dia tak mengijinkan, misalnya pramuka kegiatan yg aku suka.
"Ia aba, luka sedang mencuci baju" "yasudah, aba sedang perjalanan pulang ini. Oh ia satu lagi," Entah kenapa kali ini aku memiliki firasat buruk akan apa yg akan dikatakannya. "Berhentilah berhubungan dengan damai, hei carilah pria yang lebih baik dari aba, agar bisa menunjang keluargamu kelak, kenapa harus dengan pria tukang pukul seperti aba dulu? Ingat, jaga jarak dan jangan sampai aba dengar kamu diantar damai ke rumah tante, ajak saja a'a kamu. yasudah teruskan saja kerjamu" tut tut tut... 
Aku terdiam dengan memegang Handphone yang masih berada di kuping kananku. Aku berpikir keras, dari mana dia menilai damai sama sepertinya dulu yang tauran disana sini ? Damai memanglah hidup dari lingkungan yg brutal di utara dan dia masih belum tamat iqro 4 sampai sekarang berumur 19, tapi dialah damaiku. Damai yang selalu ada untuk luka-lukaku. Menjaga ku, memelukku dan tersenyum untukku. Dan kemudian aku tau apa yang harus aku lakukan, aku tak perlu lagi menuruti kemauan mereka. Dan melalui ini berdua, karna ku tau, aku tanpa damai akan sama seperti namaku it’s so hurt.
READ MORE - CERPEN : Luka

10 Sep 2012

My Confusion

Guys, saya lagi bingung nih how to creat a category in blogspot. Pasti yang ada dibenak kalian, just search on google ada ribuan orang yang memposting  how to creat a category in blogspot. Semua itu sangat berguna, tapi yang bikin saya bingung blog sudah mengganti tampilan yang menurutnya itu akan membuat lebih sederhana, sedangkan yang teman-teman, agan-agan, dan information givers lainnya, for beautify the look on the Blog lainnya memberikan tutorial dengan tampilan Blog yang lama. Dan itu yang sesungguhnya malah membuat saya kepayangan. maunya kayak gini nih :.....
 ya Ampun guys.. dari semua tutor yang ada, i don't get one information givers yang nigasih pake tampilan the new blogspot. so, bagi yang baca short paper ini, please give me a information about this. ok thenk you :* :* :* muach muach...
READ MORE - My Confusion

6 Sep 2012

CERPEN : Nanda dan Senyumnya

“Ka’ kamu mau kemana?” sambil menahan tangis yang dia pendam didalam hati. Pria yang sedang berjalan menjauhi gadis yang dia sakiti ini, memutar sedikit pandangannya menilik gadis yang dulu pernah dia cintai. “Kakakan udah bilang, Nanda sekolah aja dulu yang bener jangan pacaran dulu kakak pasti bakalan nikahin Nanda” kemudian dia memalingkan tatapannya seakan dia tau bahwa Nanda akan baik-baik saja. Gadis yang selama tiga tahun ini dirangkul dengan cinta kasihnya di campakkan begitu saja bukan karena alasan yang tepat. Pria ini begitu capat hilang dari pandangan Nanda, Nanda yang tak kuasa menahan pedihnya memaksakan diri untuk mengejar.
Entah apa yang ada didalam benaknya, pikirannya kacaw seakan tak dapat dia kendalikan. Rasanya ingin mencabik-cabik dirinya sendiri dengan segenggam pisaw di tangan kanannya. Kemudian seorang adik kecil datang menghampirinya “ka Nanda kok nangis?” Nanda kemudian tak kuasa menahan jeritan tangisnya yang sedari tadi terbungkam oleh rasa pedih. Bukan menjerit tangis karna pria yang meninggalkannya, tapi karna dirinya yang hampir saja mencelakan dan menyakiti diri sendiri tanpa memikirkan keluarga yang masih mencintainya. Sejenak dia memeluk adiknya “ka’ nanda kangen tau sama cici, kita kan udah gk pernah main bareng” sambil mengusap pipi cici yang celemotan sepulang dari Sekolah Dasarnya. “kita mau main apa?” Tanya Nanda yang bergegas berdiri dan menuju kamar Cici. “cici mau nonton Film Barbie aja ka’ mau gk?” dengan notasi suara cici yang polos, Nanda hanya membalasnya dengan sebuah anggukan.
Sejenak Nanda sempat melupakan apa yang baru saja dia alami, namun entah apa yang ada didalam film itu yang membuat Nanda mendapatkan sebuah ide untuk mendapatkan ka’ Yuka kembali. Wajah dan matanya mengawasi sekeliling tempat tidur cici, mencari ponsel kemudian bergegas keluar dari kamar. “ka’ Nanda mau kemana?” teriak cici yang sedari tadi asik nonton, berlari dan mengejar Nanda. “cici nonton aja dulu, kakak lagi mau nelpon”.
Dengan tangan yang gemeteran, dia menekan beberapa angka sebuah nomer telpon. Dia memikirkan apa yang harus dikatakan kepada ka Yuka, yang ada didalam benaknya “kakak, kamu gk boleh ninggalin aku begitu saja sejak kejadian dimalam itu, aku telat ka’ aku hamil” kemudian dia menghapus angka yang ditulisnya tadi. Pikirannya mulai pesimis akan kalimat dalam ide yang baru saja terbesit dalam pikirannya. Karna dimalam itu saat perpisahan yang diadakan dipuncak memang tidak terjadi apapun yang akan membuat Nanda hamil, maka itu akan sia-sia bahkan akan menimbulkan kekacauan yang lebih parah lagi. Kemudian dia menekan beberapa angka lagi, bukan angka yang sama dengan tadi. “Ver, kamu dimana?” nada suaranya terdengar bergetar karna menangis. “kamu kenapa Nan?” jawabku sahabat Nanda yang mulai khawatir mendengar suaranya.
Tak lama kemudian aku menghampiri Nanda dirumahnya “Assalamualaikum” sahutku sebelum memasuki rumah. Terlihat Nanda yang berlari menghampiriku dan melompat memelukku meluapkan tangisnya dibahuku. “kenapa sih Nan?” pertanyaan umum itulah yang keluar dari mulutku. “aku diputusin sama Yukaaaaa” kalimat itu tidak jelas diucapkannya karna sambil menangis. Dengan samar-samar “apa? Kamu diputusin? Kenapa?” ekspresi kagetku melepaskan pelukannya. Hanya ada gelengan kepala menandakan bahwa semuanya terjadi tanpa sebab dan tanpa alasan. “tapi dia berjanji akan kembali dan menikahi ku, mungkin dia butuh waktu untuk menjalani masa mudanya tanpaku” dia mencoba menenangkanku. “yasudah, ayo siap-siap sana” sambil menatap Nanda yang mulai bingung akan pernyataanku tadi. “kemana?” jawabnya sambil berlari menjauh dariku, kulihat tangannya menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipinya. “nyari pacar baru buat kamu” teriakku agar terdengar oleh Nanda yang sudah mulai jauh menuju kamarnya. Aku berjalan menuju kamar cici yang tak jauh dari ruang tamu. “hai cici, seru ya filmnya?” sapaku ramah. “ka Ver, tadi ka Nanda nangis didapur setelah ka’ Yuka pulang. Emang kakak Yuka mutusin Ka’ Nanda ya?” ucap cici gadis kecil berumur 10 tahun , yang bisa membaca situasi. “mmm mau ta aja deh cici…” sambil mengacak-acak rambutnya aku bergegas keluar kamar menghampiri kamar Nanda. “cepetan” teriakku ketus. “ia-iia ini udah kok” jawab Nanda pelan.
“nih, nama cowonya Rafli. Seumuran sih sama kita, tapi dia masih kelas 2 SMA.” Ucapku sambil menunjukan sebuah foto kepada Nanda yang sedari tadi diam dan lesuh sepertinya tidak tertarik. “kenapa dia gak naik kelas?” tanyanya mencoba menghargaiku. “kenapa kamu gk cari tau sendiri?” tanyaku menjawab pertanyaannya, hanya ingin membuat dia penasaran. Anggukan kepalanya seakan ingin mencari tau, namun aku bisa membaca matanya bahwa dia belum bisa menerima apa yang terjadi padanya tadi.
Dalam sebuah pesan singkat SMS, aku mengajak Rafli menghampiri kami, sudah lama Rafli memintaku mencarikannya pacar. “kenalin, ni Nanda” tanganku sambil menunjuk ke nanda “dan Nanda ini Rafli” sambil menunjuk keRafli. Terlihat tatapan mereka mulai akrab, karna Rafli dan Nanda adalah tipe orang yang senang bergaul. Meskipun aku bahkan masih belum yakin apakah Nanda akan merespon Rafli. “eh, aku kesana dulu ya” ku biarkan mereka berduaan dan aku pulang dari taman kota tempat aku dan Nanda biasa berbagi cerita.
“aku lapar nih, makan yuk?” ajak Rafli yang membuka pembicaraan. “mm ok.” Sambil mengangguk menandakan Nandapun ingin makan. Nanda bukannya ingin makan, hanya saja aku pulang membawa motor sehingga dia harus mengikuti Rafli yang siap memboncengnya kemanapun dia mau. Aku yakin Nanda gk akan mau pulang dengan jalan kaki!
Sejak aku pulang dari taman kota sekitar jam 2 siang tadi, aku tak mendapatkan kabar dari kedua temanku ini yang sedang PDKT(pendekatan). Sekarang pukul 10 malam, dan aku pergi memastikan kerumah Nanda apakah dia sudah pulang apa belum, yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumahku. Karna aku mendapatkan feeling bahwa Nanda belum saja pulang, maka aku hanya duduk saja di depan teras rumah Nanda. Sebenarnya bukan feeling, tapi aku melirik beberapa sandal didepan pintu, dan disana tak ada sandal Nanda.
Angin malam yang berhembus menampar-nampar wajahku membuat aku mengantuk dan memejamkan mata. “ayoooo lagi apa ya malem-malem disini..” teriak Nanda yang baru saja pulang menghampiriku. “Rafli mana?” hanya itu yang keluar dari mulutku sambil mengangkat daguku memandang kedepan jalan mencari sesosok Rafli. “udah pulang kok, dia gk mampir katanya sekarang udah jam 10 gk baik cowok main kerumah malam-malam begini”. Ceramah Nanda dengan nada yang ceria seakan kejadian tadi pagi takpernah ada. Aku bisa membaca mimic wajahnya yang ceria menerangi malam saat berada diteras rumahnya. Dan aku hanya mengangguk mengiakan seluruh ucapannya dengan sedikit senyuman. “yaudah kalo gitu, aku pulang ah” sambil melangkah pergi. “tunggu dulu, aku kan mau cerita Ver” teriak Nanda. “besok aja besok… lagian aku udah tau kok hahaha” aku tidak tau apa yang terjadi saat dia bersama Rafli yang aku tau dia telah melupakan sesosok Yuka yang selama ini dia damba-dambakan.
READ MORE - CERPEN : Nanda dan Senyumnya