Get Money

 

23 Agu 2013

CERPEN : Gk Suka Perceraian

"Cinderela yg kehilangan cepatu kacanya akhirnya menikah dan hidup  bahagia dgn sang pangeran. Itu yg mereka percaya, sebenarnya tak ada kisah yg bahagia setelah menikah. cinderela terlalu takut mengexpose khidupan stelah pernikahan mereka. Pangeran kini menjadi raja dan di perbolehkan poligami, jadi dia memiliki istri 4 disetiap bagian istananya yg besar. Bagian utara istri mudanya berumur 15thn, mereka baru saja menikah 2minggu yg lalu, namun perutnya sudah membuncit seperti berumur 6bulan. Bagian Timur istana ada istri ke 2nya berumur 17thn, yg sedang repot menyusui anaknya yg kembar. Bagian barat ada istri ke 3 berumur 20thn yg sedang mengepak barangnya, dia ingin pergi menceraikan Raja. Mungkin tak tahan karena Raja jarang mengunjunginya, mungkin dia akan menikah dgn sang petani mantan pacarnya yg masih sering mengSMSnya dan hidup bahagia di desa, tapi si petani akan poligami stelah 10thn pernikahannya karena panennya yg banyak dan menjadi kaya. sudah ku bilang tak ada yg bahagia setelah pernikahan. Lalu Cinderela sendiri di istana bagian Selatan, sedang menangis karena tidak dikaruniai anak." kemarin gadis ini bercerita ttg kisah perceraian beauty and beast. Dia merasa perlu meyakinkan Sahabatnya untuk tak percaya akan kisah yg indah pada waktunya.

"Kamu sepertinya trauma akan pernikahan cell, pernikahan orang tuaku berjalan baik. Mereka hidup rukun, akur, tentram dan damai bersama kami anak2nya. kamu tak perlu pikirkan kakakmu yg menjanda, ibu dan ayahmu, pamanmu yg telah menduda 3kali dan kluargamu yg lainnya yg meskipun smua tak ada yg berhasil dalam pernikahan mereka" Dengan percaya dirinya marcello.
***

Beberapa bulan kemudian "sudahlah Cello, sudah ku bilang tak ada yg indah setelah pernikahan." gadis ini tersenyum, tersenyum menghibur, dalam lubuknya dia tersenyum menang. "mungkin aku jahat telah tersenyum ketika sahabatku sedih, tapi aku sudah seribukali meyakinkannya agar tidak percaya. Aku melakukan semua ini agar dia selalu siap dgn apa yg akan dihadapinya, aku ingin dia tidak merasakan kiamat seperti apa yg aku rasa meskipun sekarang orangtuanya baru saja bercerai." batin gadis ini.

"Itukah sebabnya kamu tak pernah berpacaran?" marsello memalingkan wajahnya dari langit, menatap dalam kedua bola mata gadis ini. Dia penasaran apa yg membuat gadis ini begitu rapuh, begitu yakin tak ada yg indah pada waktunya. "i think so" jawabnya lantang. Suasanya menjadi canggung, bintang-bintang sekejap sirnah yg tadinya indah berhamburan. Awan gelap tak begitu jelas karena malam menyamarkan hitamnya. Mereka berdua sering melakukan ritual ini setiap Marsello putus cinta, setiap Marsello ditinggal bosan gadis2 yg pernah mengejarnya. Menceritakan suka dukanya kepada Cella dan cella akan menceritakan dongeng after weding versinya. Seperti kisah cinderela diatas.

Ritual curhat2an ini telah terjadi selama bertahun-tahun di atap rumah Marsello, kadang di taman rumah Cella jika rumput2 jepang tak berembun basah oleh udara dingin yg merenggut sore. Cella bangun dan duduk dari perbaringannya diatas tikar bergambar telletubis, yg tergeletak diatas beton tebal atap rumah cello. "sepertinya akan hujan" ujar gadis ini. "apa kamu tidak percaya cinta?" tanya sahabatnya lagi, masih berbaring menikmati angin2 yg diciptakan malam. "tidak...!" raut gadis ini berubah datar. "Tidak adakah Pria di kampus yg membuatmu jatuh cinta?" pria ini memberanjakan tubuhnya dari tikar, duduk sangat dekat dgn sahabatnya yg sedang mengangkat dagunya menatap langit. "pertanyaan macam apa itu?" batin gadis itu lagi. Jantungnya jadi berdebar, suhu badannya memanas mengalahkan udara dingin yg meniup2 tubuh mereka. Gelengan kepala dia rasa cukup untuk menjawab pertanyaan pria ini, yg sudah bertetangga dgnnya sejak lahir. Gelengan kepala itu berakhir dengan tatapan marahnya, dia menutupi gugupnya. "Aku suka kalau kamu marah, kamu terlihat cantik" cella berhenti menatap, "bagaimana caranya menutupi senyuman?"ujar gadis ini dalam hati.

Cello mengkerutkan dahinya "kalo aku ngomong, liat dong mataku" sejenak suasana hening. Gadis ini tak ingin memalingkan wajahnya yg disembunyikan oleh rambutnya yg panjang dan tebal, dia masih ingin menyembunyikan senyumannya. Tangan yg halus menghampiri dagu gadis ini, membuat rambutnya jatuh terurai, membawa rautnya berhadapan dengan wajahnya yg rupawan, mengecup bibir mungil yg belum tersentuh oleh bibir pria lain. Gadis ini meneteskan air mata yg mengalir di pipi kanannya. Jantungnya yg sedaritadi bedetak laju, berhenti seakan mati. Seluruh badannya menjadi kaku. "Sudah lama aku ingin melakukan itu agar hatimu mencair... aku ingin mengajarkanmu apa rasanya cinta. Tapi kamu selalu meyakinkanku bahwa cinta itu sangat pahit bagimu... Apa persahabatan kita selama ini begitu pahit bagimu?" setetes air mata tadi telah kering, meninggalkan bekas. Wajahnya masih menunjukan kekokohan hati, dendam, memancarkan amarah yg disimpannya, dia seperti bisu. Bahkan bisu tidak sama sepertinya. Kemana suara Cella yg selalu menentang dunia?

"Bagaimana kalau ternyata aku begini karena cemburu?" akhirnya kalimat keluar dari mulut gadis ini. Kali ini Marsello terlihat bingung "jelaskan" jawab marcello singkat. "Bagaimana kalau ternyata aku menentang cinta karena cemburu kepada mu? cemburu kepada pacar2 mu?! Aku hanya ingin meyakinkanmu cinta itu pahit agar kamu berhenti bersenang2 dgn gadis2 itu berhenti mencintai orang lain selain aku. Iya, persahabatan kita sangat pahit, karna aku terlalu lama diselimuti cemburu oleh cerita2 cinta mu  itu". Gadis ini gemetar, emosinya menusuk jantung yg memompa darah dgn cepat keseluruh tubuhnya. Pria ini membisu, dia tak tau apa yg harus dikatakannya "ternyata sahabatku begini karena aku?" batinnya, disisi lain dia tak mengerti mengapa ini terjadi kpd sahabatnya.


Cella berdiri meninggalkan pria yg telah membekukan hatinya "hatiku telah mengkristal dan terlapisi oleh baja, tak akan tembus oleh kecupan kecilmu itu" ucapnya sambil berlalu. Kecupan itu membuatnya confused, entah harus senang, atau marah. "jika kamu menyukaiku, mengapa harus mengeras seperti batu? Mengapa harus meninggalkanku?" hujan benar2 turun, pria ini berlari mengejar Cella yg sudah lebih dulu masuk kerumah. "aku tidak pernah meninggalkanmu, jika hatiku tak mengeras, seberapa kuatnya aku bertahan menahan sakit karna cemburu? aku masuk karena hujan, aku hanya tak mau repot hujan2an karna pembicaraan konyol ini." Gadis ini terus berjalan dgn cepat menjauhi sahabatnya. "hey, baiklah besok kamu akan aku nikahi, berhentilah berjalan cepat, aku minta maaf." cella menghentikan jalannya, "apa nanty kita akan bercerai?" sambil berbalik menghadap sahabatnya, notasi suara yg tadinya tinggi berubah 90° manja, seakan dia menyetujui ajakan pernikahan pria itu. "semua kemungkinan bisa terjadi kan?" jawab cello yg masih tetengah-engah. "kalau begitu aku tidak akan menikah...!" cella kemudian berlari keluar rumah "mamah cello, cella pulang ya.." sapa gadis itu singkat sambil berlalu dan membanting pintu rumah. "huh dasar gadis keras kepala, ternyata dia masih takut akan perceraian" guman Marsello sambil tersenyum. "kalau begitu, kamu harus berusaha lebih keras meyakinkannya, tdak akan pernah ada perrceraian dgn mu" celetuk mamah marcello yg asik membaca majalah diruang tamu. Senyuman terlukis diwajah pria itu "nikah aja belum! mah... mah"...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar