Aku ingat, ketika dia
bilang "wajah mu seperti barbie" itu menyentuh hatiku. bukan karena
pujian yang dia berikan, tapi orang yang memberikan pujian itu adalah orang
yang menurutku spesial. Dia tidak banyak berbicara seperti yang lainnya, namun
sorot matanya membuatku mengerti betapa berartinya dia bagiku. Tidak ada alasan
yang banyak untuk menyayangi seorang teman, namun kurasa perasaan ku sudah
sangat dalam terhadapnya. Kini aku hanya bisa berharap dari setiap sorot matanya
kalau dia akan menyukai ku. Langkah kakinya yang terarah kepadaku membuat aku
tau bahwa aku sekarang gemetar. Entahlah, apa aku gugup atau hanya perasaan ku
saja. ya.. Inilah perasaan ku. Aku saat ini tidak tahu apa yang akan dia
lakukan kepadaku karna semuanya tak dapat ku bayangkan. Hanya ada sebuah
kalimat dalam pikiranku disaat langkah kakinya mulai dekat menghampiriku
"ada apa?". Bahkan entah apa yang tergambar di dalam mata dan
pikiranku ketika menatap perjalanannya menuju kearahku. Perjalanannya begitu
lambat saja. Aeperti waktu memperlambat keadaan itu yang membuat seluruh
tubuhku makin gemetar. Aku ingat apa yang harus aku lakukan ketika situasi ini
terjadi padaku. dalam sebuah film "Melancholy" aku mendapat pelajaran
bahwa jika kau berada didalam posisi gugup karena pria, kamu dapat menarik
nafas, tahan, mulai menghitung sampai 3 "satu, dua, tiga" dan
keluarkan nafasmu perlahan sambil memejamkan mata. maka saat itu waktu akan
kembali normal. Sayang sekali itu gagal. dapatkah kau membayangkan apa yang
terjadi padaku saat itu? aku panik! dalam bahasa gaul gila kau dapat menyebutnya
"salting". Bagaimana tidak? Ketika kau membuang nafasmu secara
perlahan sambil membuka mata yang kau kedipkan waktu tetap saja melambat dan
seperti berpihak kepadanya.
Aku tidak menyerah, aku
mengunakan caraku sendiri. "ketika ada sesuatu yang mengganggu dalam
pikiranmu, kau dapat meneguk segelas air putih dan mengoyangkan salah satu
kakimu" kurasa itu akan membuatmu rilex. sayang sekali saat itu aku tidak
membawa air putih. dalam situasi ini aku menyerah dan melontarkan senyum yang
bahkan aku sendiri tak tahu apa artinya.
Sesampainya dia di
hadapanku dia hanya menepak bahuku. "hey ayo, dosen udah masuk"
disitulah waktu kembali berputar normal. Dan kini aku tahu arti senyumku tadi,
yaitu senyuman malu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar