Get Money

 

27 Nov 2011

CERPEN : He say "i'm like a barbie"

Aku ingat, ketika dia bilang "wajah mu seperti barbie" itu menyentuh hatiku. bukan karena pujian yang dia berikan, tapi orang yang memberikan pujian itu adalah orang yang menurutku spesial. Dia tidak banyak berbicara seperti yang lainnya, namun sorot matanya membuatku mengerti betapa berartinya dia bagiku. Tidak ada alasan yang banyak untuk menyayangi seorang teman, namun kurasa perasaan ku sudah sangat dalam terhadapnya. Kini aku hanya bisa berharap dari setiap sorot matanya kalau dia akan menyukai ku. Langkah kakinya yang terarah kepadaku membuat aku tau bahwa aku sekarang gemetar. Entahlah, apa aku gugup atau hanya perasaan ku saja. ya.. Inilah perasaan ku. Aku saat ini tidak tahu apa yang akan dia lakukan kepadaku karna semuanya tak dapat ku bayangkan. Hanya ada sebuah kalimat dalam pikiranku disaat langkah kakinya mulai dekat menghampiriku "ada apa?". Bahkan entah apa yang tergambar di dalam mata dan pikiranku ketika menatap perjalanannya menuju kearahku. Perjalanannya begitu lambat saja. Aeperti waktu  memperlambat keadaan itu yang membuat seluruh tubuhku makin gemetar. Aku ingat apa yang harus aku lakukan ketika situasi ini terjadi padaku. dalam sebuah film "Melancholy" aku mendapat pelajaran bahwa jika kau berada didalam posisi gugup karena pria, kamu dapat menarik nafas, tahan, mulai menghitung sampai 3 "satu, dua, tiga" dan keluarkan nafasmu perlahan sambil memejamkan mata. maka saat itu waktu akan kembali normal. Sayang sekali itu gagal. dapatkah kau membayangkan apa yang terjadi padaku saat itu? aku panik! dalam bahasa gaul gila kau dapat menyebutnya "salting". Bagaimana tidak? Ketika kau membuang nafasmu secara perlahan sambil membuka mata yang kau kedipkan waktu tetap saja melambat dan seperti berpihak kepadanya.
Aku tidak menyerah, aku mengunakan caraku sendiri. "ketika ada sesuatu yang mengganggu dalam pikiranmu, kau dapat meneguk segelas air putih dan mengoyangkan salah satu kakimu" kurasa itu akan membuatmu rilex. sayang sekali saat itu aku tidak membawa air putih. dalam situasi ini aku menyerah dan melontarkan senyum yang bahkan aku sendiri tak tahu apa artinya.
Sesampainya dia di hadapanku dia hanya menepak bahuku. "hey ayo, dosen udah masuk" disitulah waktu kembali berputar normal. Dan kini aku tahu arti senyumku tadi, yaitu senyuman malu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar