Mereka tak mengerti apa
yang aku rasakan. Semuanya begitu saja berlalu tanpa ada yang tersisa dalam
pikiranku. Hanyalah banyak perubahan yang aku dapati. Perubahan yang
sesungguhnya tak ingin aku merasakannya. Menjadi dewasa itu adalah sebuah
pilihan, namun itu adalah pilihan yang sangat terpaksa bagiku.
Mengatur sebuah perilaku
yang dilakukan wanita dewasa layaknya. Dan merasakan perasaan jatuh cinta pada
lawan jenis layaknya manusia normal. Sudah bukan lagi “cinta monyet” tapi cinta yang sesungguhnya. Yang
saling menjaga perasaan satu sama lainnya. Saling setia dan melakukan
kontak fisik layaknya berpacaran ala barat. Menangis jika disakiti, dan tetap
menangis jika bahagia. Mungkin kau menganggapnya sebagai situasi yang romantic
dan kau akan berkata “Aku terharu”. Sesungguhnya itu sangat menjijikan bagiku.
Tapi itulah yang aku lakukan.
Layaknya gadis dewasa
yang normal. Jika aku melakukan tindakan yang sangat menyenangkan bagi diriku
sendiri, maka mereka yang ada dalam otakku akan berkata “be normal” maka aku akan menarik nafasku
panjang-panjang dan membuang semua sifat kanak-kanak yang menurutku itu sangat
menyenangkan, seperti tertawa girang sambil loncat-loncat, menertawai
orang sambil menunjuk kearahnya, atau bermain ayunan sambil tertawa bahagia dan
lain-lain.
Kini
kau akan merayakan hari ulantahunmu dimana seperti orang-orang yang pada
umumnya sangat bahagia menyambut hari ulantahun mereka yang ke 17 atau 18.
Mereka merayakannya untuk mengungkapkan bahwa mereka sekarang telah beranjak
dewasa dan mereka bahagia telah bertambah usia. Sayang sekali pertambahan usia
itu (x) berbanding lurus dengan berkurangnya usia (y) mu, per seberapa lama
lagi kau akan hidup(z).
Semakin bertambah,
semakin berkurang, maka semakin cepat kau akan mati. Namun sesungguhnya itu
bukanlah factor utama yang membuat aku tak ingin merayakan ulantahun. “Aku tak
ingin dewasa”. Aku ingin
tetap berumur 14thn dan bebas melakukan apa yang aku mau. Berpacaran, cuek,
putus, dan mencari pasangan lain tanpa ada air mata. Memiliki sahabat,
bersenang-senang menjelajahi seluruh dunia, menjelajahi kota dan mall dengan
berkata “hey lihat orang itu” kemudian kita akan tertawa karena kesalahan modis
yang di gunakannya saat itu. Dan berlari kabur. It’s so funy and I can feel happiness
everytime and everywhere.
Saat itu, pada saat aku
berusia lebih muda dari sekarang hal yang membuat aku sedih adalah sahabat yang
membicarakanmu dari belakang. Rasanya so hurt. Seperti dia menancapkan pedang
dari punggung mu atau sebuah ujung jangka yang tajam ke pundakmu seperti film “bangku
kosong” yang membedakannya itu hanya perasaanku saja dan ini bukanlah
horror tragedy. Sisanya, jika kau dimarahi orangtuamu dan di pukuli dengan
batang sapu atau di cubit karena pulang larut malam mengelilingi kota dengan
sepedah. Saat itu aku tak pernah berpikir sedang
apa pacarku sekarang? Atau apa dia sudah makan? Itu sangat konyol. Kecuali ada
beberapa orang yang beruntung yang sangat cepat akhir baligh dan akan merasakan
kegalauan pikiran di usia 14 tahun saat jauh dari pacarnya. Haha
Itu semua hanya
kenangan. Beberapa hari lagi ulantahun yang ke-18 akan datang menghampiriku.
Kemudian beberapa temanmu akan berkata “traktir ya putriii…” dengan senyuman yang terlihat
sangat bahagia. Untuk apa aku
harus mentraktir kalian? “untuk
merayakannya putri” sambil
menatapku heran. Tatapan yang sangat membingungkan. Mungkin yang ada dalam
pikiran mereka adalah “pertanyaan bodoh apa yang di lanturkan putri?”
“guys, sayang sekali
aku tidak merayakan berkurangnya usiaku. Dan aku sama sekali tidak merasakan
bahagia karena itu. Aku tau kalian pasti mengerti” sambil tersenyum konyol,
enatah apa yang ada dipikiran mereka lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar