Get Money

 

28 Nov 2011

CERPEN : Birthday Party

Mereka tak mengerti apa yang aku rasakan. Semuanya begitu saja berlalu tanpa ada yang tersisa dalam pikiranku. Hanyalah banyak perubahan yang aku dapati. Perubahan yang sesungguhnya tak ingin aku merasakannya. Menjadi dewasa itu adalah sebuah pilihan, namun itu adalah pilihan yang sangat terpaksa bagiku.
Mengatur sebuah perilaku yang dilakukan wanita dewasa layaknya. Dan merasakan perasaan jatuh cinta pada lawan jenis layaknya manusia normal. Sudah bukan lagi “cinta monyet” tapi cinta yang sesungguhnya. Yang saling menjaga perasaan satu sama lainnya.  Saling setia dan melakukan kontak fisik layaknya berpacaran ala barat. Menangis jika disakiti, dan tetap menangis jika bahagia. Mungkin kau menganggapnya sebagai situasi yang romantic dan kau akan berkata “Aku terharu”. Sesungguhnya itu sangat menjijikan bagiku. Tapi itulah yang aku lakukan.
Layaknya gadis dewasa yang normal. Jika aku melakukan tindakan yang sangat menyenangkan bagi diriku sendiri, maka mereka yang ada dalam otakku akan berkata “be normal” maka aku akan menarik nafasku panjang-panjang dan membuang semua sifat kanak-kanak yang menurutku itu sangat menyenangkan, seperti tertawa  girang sambil loncat-loncat, menertawai orang sambil menunjuk kearahnya, atau bermain ayunan sambil tertawa bahagia dan lain-lain.
Kini kau akan merayakan hari ulantahunmu dimana seperti orang-orang yang pada umumnya sangat bahagia menyambut hari ulantahun mereka yang ke 17 atau 18. Mereka merayakannya untuk mengungkapkan bahwa mereka sekarang telah beranjak dewasa dan mereka bahagia telah bertambah usia. Sayang sekali pertambahan usia itu (x) berbanding lurus dengan berkurangnya usia (y) mu, per seberapa lama lagi kau akan hidup(z).
                                                           


Semakin bertambah, semakin berkurang, maka semakin cepat kau akan mati. Namun sesungguhnya itu bukanlah factor utama yang membuat aku tak ingin merayakan ulantahun. “Aku tak ingin dewasa”. Aku ingin tetap berumur 14thn dan bebas melakukan apa yang aku mau. Berpacaran, cuek, putus, dan mencari pasangan lain tanpa ada air mata. Memiliki sahabat, bersenang-senang menjelajahi seluruh dunia, menjelajahi kota dan mall dengan berkata “hey lihat orang itu” kemudian kita akan tertawa karena kesalahan modis yang di gunakannya saat itu. Dan berlari kabur. It’s so funy and I can feel happiness everytime and everywhere.
Saat itu, pada saat aku berusia lebih muda dari sekarang hal yang membuat aku sedih adalah sahabat yang membicarakanmu dari belakang. Rasanya so hurt. Seperti dia menancapkan pedang dari punggung mu atau sebuah ujung jangka yang tajam ke pundakmu seperti film “bangku kosong” yang membedakannya itu hanya perasaanku saja dan ini bukanlah horror tragedy. Sisanya, jika kau dimarahi orangtuamu dan di pukuli dengan batang sapu atau di cubit karena pulang larut malam mengelilingi kota dengan sepedah. Saat itu aku tak pernah berpikir sedang apa pacarku sekarang? Atau apa dia sudah makan? Itu sangat konyol. Kecuali ada beberapa orang yang beruntung yang sangat cepat akhir baligh dan akan merasakan kegalauan pikiran di usia 14 tahun saat jauh dari pacarnya. Haha
Itu semua hanya kenangan. Beberapa hari lagi ulantahun yang ke-18 akan datang menghampiriku. Kemudian beberapa temanmu akan berkata “traktir ya putriii…” dengan senyuman yang terlihat sangat bahagia. Untuk apa aku harus mentraktir kalian? untuk merayakannya putri” sambil menatapku heran. Tatapan yang sangat membingungkan. Mungkin yang ada dalam pikiran mereka adalah “pertanyaan bodoh apa yang di lanturkan putri?”
guys, sayang sekali aku tidak merayakan berkurangnya usiaku. Dan aku sama sekali tidak merasakan bahagia karena itu. Aku tau kalian pasti mengerti” sambil tersenyum konyol, enatah apa yang ada dipikiran mereka lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar