Contoh makalah VB 2
nih.. kali ini gue gk lagi PMS, jadinya sedang baik hati dan memberikannya
dengan Cuma-Cuma n_n
My short Story
This is my live story..
12 Okt 2013
Contoh Makalah Presentasi VB2 dengan localhost
READ MORE -
Contoh Makalah Presentasi VB2 dengan localhost
Referensi/Contoh Laporan KKP Terkomputerisasi
Nah… ini dia sijali-jali
Huft ribet ya kulyah, udah banyak tugas, banyak
pacar, banyak temen, banyak acara, banyak juga syarat kelulusan program study
sampe harus riset or magang segala’.
Mikirin pinjem referensi di perpustakaan yang gk
boleh dibawa pulang, mending gampangnya cari referensi di internet.
Yuhuuuu… ini di ague kasih tidak dengan Cuma-Cuma LAPORAN
KKP gue yang berjudul ANALISA PEMINJAMAN DANA PADA UNIT GRAHA MAS PT.PEGADAIAN.
yang sudah terkomputerisasi.
Pasti pada sulitkan nyari referensi untuk laporan
kkp pada perusahaan yang udah terkomputerisasi?!
Hehe sama kalo begitu…
Yaudahlahyah, menjaukan diri dari banyak bacot
karna lebih lama itu membuat diri gue ketahuan alaynya..
3 Okt 2013
CERPEN : Selalu Dua Langkah Dibelakang
“Entah kenapa putih abu2 menjadi pusat
perhatian bola mataku” itulah yang dikatakan Nadia di dalam hati. Tiga tahun
sudah melepas seragam putih abu-abu lengkap dengan cepatu kets-nya yang penuh
dengan piloks dan tandatangan. Aku rasa, bukan kenangan dan seragam yang
diliriknya “yang itu boleh juga tuh,” katanya kepada temannya Keni sambil
mengemut sesendok eskrim sundays stroberi kesukaannya di mall. “brondong?”
jawab Keni yang menganggap kalimat temannya itu sebagai candaan. “imoet begete
tuh, samperin ah..” ucap gadis Sundays stroberi itu. Nadia sangat suka dengan
eskrim Sundays stroberi, bahkan dia akan ke outlet 24jam pukul 3 dini hari
hanya untuk segelas eskrim.
“Are you insane?” Keni melepas sendok
eskrimnya hingga jatuh kelantai hanya untuk menarik dress yang dikenakan Nadia.
Bagaimana tidak? Nadia ternyata serius akan perkataannya, ingin mendatangi pria
berseragam SMA itu. Itu membuat Keni syok dan malu akan dirinya sendiri, yang
seharunya dia tak perlu merasa demikian. Tapi entah mengapa rasanya seperti
sedang mencopet, atau ketangkap basah sedang mencopet oleh gebetan, malu minta
ampun. “hey, jangan gila ya Nad,” ucapnya lagi sambil melotot. “yayaya.. ok, gk
jadi nyamperin”. Jawab Nadia santai.
Suasana hening menyelimuti mereka berdua.
“apa yang ada didalam kepalamu” sambil melirik gadis Sundays stroberi. “otak”
jawabnya singkat. “kamu baru jomblo 2 hari, dan ingin mengencani anak SMA?”
dengan nada sinisnya sambil melempar gelas kosong eskrim ke tongsampah yang
berdiri tak berkutip 2 meter disampingnya. Sayangnya lemparannya meleset,
hingga dia harus memungutnya. “hey, liat2 donk”. Keni sepertinya menyenggol
seseorang. “aarghh, anak SMA’. Iya sorry-sorry”, masih dengan nada suara
badmoodnya. Anak SMA itu kemudian menempati bangkunya disamping Nadia. Nadia
terlihat relax meskipun pria disampingnya adalah pria yang ingin dia dekati
tadi. Sambil tersenyum kecil menatap Keni yang masih berdiri disamping
tongsampah, mulai menghampiri. “excused meee, lo ngambil tempat duduk gue.”
Membuat gadis ini tampak lebih marah. “ow, ya sorry” jawabnya sambil menggeser
bokongnya setengah meter dari si gadis Sunday stroberi. Keni masih berdiri
menatap temannya enggan untuk duduk, kemudian melirikkan bola matanya kearah
pria berseragam itu. “ayo kita pergi” jawab Keni sambil menarik lengan Nadia
dan berjalan menjauh. “gue gk mau duduk diantara kamu dan pria SMA itu”
gerutunya.
Friday yang panas, udara yang menguap dari
aspal jalanan serasa mengeringkan kulit. Tapi tidak dengan Nadia yang masih
tidur di kamar kostnya yang berAC. Sampai Keni muncul dan menggedor2 pintu
kamarnya. “iya bentar” berusaha beranjak dari empuknya kasur bukanlah hal yang
mudah bagi Nadia yang terbiasa bergadang. Bahkan jari-jemarinya masih lemas
memutar kunci kamar yg tercantol di pintu dengan gantungan hellokitty. Pintu
belum terbuka, tapi kunci sudah diputar 360⁰ gadis ini kembali melemparkan
tubuhnya kepembaringan. “untuk membukakan gagang pintu pun kamu malas??” cuap
Keni. Tak ada jawaban dari gadis Sunday stroberi itu. “mentang-mentang hari ini
libur kuliah, kamu bermalas-malasan lagi? Ayolah bangun…” masih meneruskan
cuapannya. Membuka jendela kamar, dan membereskan mejabelajar yang bertaburan
oleh kertas yg takberarti. “ayo temani aku ke gramed, dan gue traktir kamu
eskrim”. Nadia langsung loncat secepat kilat dari tempat tidur. Menyambar
handuk yang tergantung di kepala kursi yang sudah ditata rapih oleh Keni. Kini
kursinya kembali mengsong.
“buruan sih
Nad…” ketus Keni lagi. “ow God, gadis ini seperti nenekku saja. Bawelnya minta
ampun” gerutu Nadia. “gue dengar itu,” sambil membuka-buka lembaran majalah
gogirl. “kamu kan tahu, gue sudah janji ama nyokap lu mau jagain kamu. Jadi
sebaiknya mengeluhlah pada ibumu”. “I’m understand mam, hup” dengan tegap
didepan Keni dan memberi hormat. Seperti mayor yang baru saja menerima tugas
dengan gulungan handuk dibadan dan lilitan handuk dikepalanya. Terlalu sigap,
hingga membuat handuknya merosot. “ups” berlari kedepan lemari dan merapihkan
kembali handuk dibadannya.
“kita beli
eskrim dulu, baru kegramed kan?”
“Gk, ke
gramed dulu! Didalam gramed gk bisa bawa makanan nad”.
“ih tapi gue mau eskrim Ken. Ywdh lu ke
gramed sendiri terus gue ke eskrim. Nanti gue nungguin lo didepan gramed, gmn?”
“ywdh. Nih ceban (10rb) jgn lupa kembali buat
parkiran”. Nadia mengambil uang terlalu semangat, seperti ingin merampok uang
tersebut dari tangan nenek-nenek dan pergi begitu saja.
Suasana gramed tidak terlalu
ramai, para pembaca komik duduk dilantai pojokan lemari bersembunyi dari
pegawai yang selalu melarang duduk dilantai. Selalu kata mereka demi kenyamanan
pembaca lain. “EKONOMI” tulisan disebuah papan merah yg digantung
dilangit-langit gramed menandakan lemari buku ekonomi berada dibawah sana. Keni
menatap kearahnya menuju lemari itu berharap tidak menabrak atau menginjak kaki
orang. “aww” jawab seseorang, terdengar suaranya dari bawah. “ow sorry-sorry”
Keni kembali meneruskan perjalanannya dan kembali memperhatikan “EKONOMI” dilangit-langit
gramed. “gadis itu lagi” gerutu pria ini. Kemudian mengangkat dengkulnya yang
sedang bersila, mengeprok-ngeprok jins hitamnya yang kotor ditendang Keni.
Dahinya masih mengkerut, meninggalkan komik yang belum kelar dibacanya ketempat
asalnya dan berjalan menuju pintu keluar gramed. Masih membungkuk
mengeprok-ngeprok dengkulnya “kenapa?” Tanya Nadia yang duduk dibangku panjang
depan pintu gramed. Pria ini mengengkat dagunya melirik gadis yang menggenggam
eskrim Sunday. “kamu? Temanmu menendangku tadi, tanpa merasa berdosa dia
langsung meninggalkanku” jawabnya dengan nada kesal, menghampiri bangku yang
diduduki nadia dan meluncur duduk, namun masih menyeka-nyeka celananya. “ommm…” Nadia mengangguk, dan kembali
mengemut sesendok eskrimnya. Pria ini menghentikan aksinya membersihkan celana,
meluruskan punggungnya yang membungkuk.
“kenalin nama gue jo’’ mengulurkan tangan
kirinya. Nadia membalas mengulurkan tangan kanan, namun binggung bagaimana
harus menggenggam tangannya. “ow sorry, kebiasaan kidal” dan mengganti menjadi
tangan kanan. Itu membuat Nadia tertawa. Mereka berdua berbincang-bincang sambil mengelilingi mall dan singgah disebuah kedai kopi, menikmati
perkenalan mereka. “jadi Keni itu dibiayain kuliahnya sama ortu lo, sebagai
imbalan harus ngejagain lo dijakarta?!” Nadia mengangguk, “dan menuntunku agar
cepat lulus kuliah, gadis itu sangat berprestasi, itu yang membuat nyokap gue
simpati ama dia. Bahkan jajan gue lebih kecil dari gajinya makanya dia suka
mentraktirku makan eskrim. Gue ngerasa kalo itu sebagai ucapan terimakasih or
sogokan or blabla agar gue tetap betah akan caranya dia yang bawel
memperlakukan gue” lanjut nadia bercerita tentang Keni. Handphone Nadia
bergetar “hallo”. “lu dimanaaaaaaa??” teriak Keni ditelp, bahkan jo bisa
mendengar teriakan itu, like gempa yang akan mengguncang bumi membuat HP Nadia
bergetar. Gue dikedai kopi, kesini aja.
Keni melirik kekanan dan kekiri menelusuri meja
yang ditempati Nadia dengan matanya yg jelih. “itu dia” menghampiri Nadia.
“elooooo?? Cowo breseragam SMA! Mana seragam lo?” teriak keni. “kirain lu lupa
ama niorang” ucap Nadia. “ini minggu, kenapa gue harus pake seragam?” jawab jo.
“baru minggu lalu,” nadanya sombong. “ingatan gue cukup kuat untuk inget muka
orang dalam 2bulan meskipun baru ketemu sekali. Ayo pulang.” Keni menarik
tangan nadia untuk beranjak dari tempat duduk. “emmm…” Nadia menatap jo dengan
kerutan didahinya menandakan masih ingin berbincang2. Dan jo yang tersenyum tak
percaya akan perlakuan keni yang sebenarnya. “biar aku yang bayar” jawab jo
yang masih duduk disana menghisap sebatang rokok dari jemarinya. Mereka
meninggalkan jo.
Suasana di perjalanan menuju besment hening,
nadia yang sibuk mengutak-ngatik HPnya tidak mengeluarkan sepatah suara.
Kenipun begitu. “smsan ama siapa sih?” keni merampas hp nadia. Nadia hanya
tersenyum kecil “jangan lancang ya ken, plis” Nadia kesal, namun dia selalu tau
cara mengendalikan emosi, tahu kapan harus berteriak marah, dan tidak. Kali ini
dia berkata dengan lembut, seperti nada memohon. Itu yang membuat Nadia selalu
unggul dalam nilai presentasi, hanya cukup pintar mengendalikan emosi, dan
pintar berbicara.
Belum sempat
melihat, dia mengembalikan hpnya.
“Nad, lo dimana? Gue didepan kamar lu”.
“gue lagi jalan.” Jawabnya byphone.
“kemana? Kq lu gk bilang gue?” nada suaranya
mulai berubah marah.
“harus?” jawabnya singkat. Nadia mematikan
telp. “hmmmm… hoooo…” nadia menarik nafas dan mengeluarkannya. “cara ampuh
meredam emosi” kata jo sambil menatap dengan senyum manisnya kearah nadia.
“konsentrasi aja itu bawa mobilnya…”nadia memalingkan wajah jo yang menatapnya
dengan jari telunjuk. “thanks ya hari ini udah ngajakin ngegym” ucap nadia dari
luar mobil menyenderkan dadanya di kedua tangannya yang memegang kaca mobil
yang terbuka. “iya, bye” senyum jo.
Nadia beranjak menuju kamar kost. Dari jauh
dia melihat pintu kamarnya sudah terbuka. Dia tidak berpikir kamarnya dibobol
oleh maling, mengingat sekarang sudah pukul 22.35. Dia terus berjalan perlahan
sambil menaro kembali kunci kamarnya yang sudah dikeluarkannya sedari tadi ditas
birunya yang kotak. Keni yang duduk bersender di kepala kasur sambil membaca
buku “Analisa Manajemen Bisnis” yang baru dibelinya kemarin. Keni melirik
menatap temannya itu dengan tatapan sinis. “dari mana?” tanyanya. “ngegym”
jawab nadia siangkat. “ama anak SMA?” dengan nada ketusnya. Nadia hanya mengangkat
alis kirinya, wajah sombong yang lama tak terlihat merenggutnya dari lirikan
matanya. Dia jarang mengeluarkan ekspresi itu kepada orang-orang yang dikenalnya.
Biasanya kepada adik-adik kelas yang diplonconya pada saat MOS SMA dulu. “wajah
songong” kata adik-adik kelas menjuluki Nadia. Melepaskan seluruh bajunya dan
masuk kemar mandi, menyalakan shower. “gue disuruh ngejagain lo, gue udah janji
ama diri gue kalo gue gk bakal makan gaji buta dari nyokap lo. Harusnya lo
ngertiin dan mau kerja sama ama gue! Biar kerjaan gue gk terlalu sulit”
teriaknya didepan pintu kamar mandi. Nadia melilitkan handuk dibadannya yang
masih basah, membuka pintu kamar mandi. “nyokap gue ngebiayain kuliah elu,
bukan karna lu harus kerja ama dia. Tapi karna dia kasian ama elo!” menunjuk
dengan keras dadanya membuat Keni terdorong 2 langkah kebelakang. “dia nyuruh
lo nuntun gue biar kuliah gue bener, bukan berarti lu lancang ngeganggu kehidupan
pribadi gue! Siapa elo ngatur2 hidup gue?” matanya melotot, marah. Mengambil
sebatang rokok dan menyalakannya, menyandarkan pantatnya di kursi kayu,
berusaha tenang mengendalikan emosi. “sejak kapan lo ngerokok?” keni
menghampirinya berusaha mengambil rokok itu “gue gk ngerokok sejak lu sok
berlaga bos didepan gue dan ngatur2 hidup gue! kalo masih mau dibiayain sama
nyokap gue, brenti lu ngatur-ngatur gue!” nadia membuang pangkal rokok yang
masih menyala dikaki gadis sok bos itu yang menghindari api rokok karena bisa
melepuhkan kulitnya. Suasana hening sejenak, masing2 dari mereka memikirkan apa
yang ada di kepala lawan mereka masing-masing. Nadia bersandar santai pada
kursi sambil memperlihatkan wajah songongnya kepada keni “lo mau pergi apa gue
panggil satu RW buat ngusir lu? Cewek lancang!! Pinter kok gk tau
sopan-santun?”
Keni berjalan keluar pintu, hampir menyambar
jo yang berdiri disana. “ini semua gara-gara lo” berteriak, menangis, dan
berlari meninggalkan. Nadia berjalan menuju pintu heran kepada siapa dia
menyalahkan. “ups, gue lagi mau mandi” sambil merapihkan handuk yang melingkar
ditubuhnya. “ow iya,” membalikkan badannya “ini, hp kamu ketinggalan”
menyodorkan tangan kirinya kebelakang. “iya thank’s… besok kita bicarakan lagi”
raut wajah nadia memerah, malu. “oh ya, sure… bye” berjalan meninggalkan Nadia
tanpa menengok. “tidakkah kamu mau menengok kebelakang?” teriak Nadia kepada jo
yang sudah agak jauh. Jo memutar lehernya menengok kearah nadia yang tersenyum
malu menyembunyikan badannya dibalik dinding sambil melambaikan tangan.
Aku rasa besok mereka akan jadian, sedangkan
Keni? Sepertinya dia mengikuti saran nadia untuk tidak pernah lancang dan
mengatur2 orang seenaknya. Tentu saja agar Nadia tak menghambat pendapatannya
dari ibunya.
“huhuhuhu aku hanya cemburu dengan gadis itu!
Dia selalu lebih dibandingkan aku” tangis keni dikamar kostnya.
“seharusnya dia tidak membuat aku marah! Dia akan
sadar kalau dia selalu dua langkah dibelakangku!” ucap Nadia yang sudah
berbaring dikasur empuknya bersiap untuk membentuk mimpinya yang indah.
The End
22 Sep 2013
ISN'T MY REAL FACE
BIG EYES with CrazyTalk CamSuite, magic mirror,
morph, effect, turban, hijabers, cute, pict of my self, webcamp, enjoy :) all
and 6 favorite..
"abang gue yg menyebalkan
ngajakin ke kondangan. dia begadang mungkin tidur saat matahari sudah menyinari
malam. pukul 6 pagi. sebelum gue tidur, sambil main game online dia berkata
'bangunin jam 11. setelah lu makeup, lukan makeup lama'. matanya masih menatap
layar komputer. 'iya' jawab gue singkat. paginya, seperti biasanya dihari
minggu, membuat roti, kopi, energen, kemudian duduk ngampar depan ruang tamu
sambil menatap pc. pukul 10.23 gue beranjak dari lantai yang tidak empuk
pastinya dan mandi mengingat emang gue kalo makeup itu lama. apalagi
kekondangan :D
'a' bangun' kata gue sambil
mencolek2 pipinya. 'putri udah kelar makeup. matanya melek melirik kearah gue
kemudian tertawa. aku meninggalkannya kedapur membuatkan secangkir energen new
testi strowberi dan kembali kekamar 'a' nih energen! ayuuu banguuun' kataku
lagi berdiri didepan dia tidur. dia kembali tertawa. 'kayaknya gk jadi niorang
jalan kekondangan' dalam benakku. sayang sekali diri ini sudah dandan n pake
turban. akhirnya punya ide buat bikin wajah pegel dengan foto2. dan ini
hasilnya..." CEKIDOT -->
"INI CERITAKU.. APA CERITAMU??" korban iklan -_-!
![]() |
BIG EYES , magic mirror, morph, effect, turban, hijabers, cute, pict of my self, webcamp |
![]() |
BIG EYES , magic mirror, morph, effect, turban, hijabers, cute, pict of my self, webcamp |
Langganan:
Postingan (Atom)